Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Ukraina menindak Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) yang pro-Rusia. Para pengurus gereja pun diperintakan meninggalkan kompleks biara Kyiv-Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun, tempat kantor pusatnya berada.
Melansir Reuters, Sabtu (11/3/2023), Kyiv menindak UOC - yang menerima otoritas patriark Moskow sampai setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh tahun lalu - dengan alasan pro-Rusia dan bekerja sama dengan Moskow.
Patriark Moskow, Kirill, sangat mendukung invasi tersebut.
Namun, UOC mengatakan telah memutuskan hubungannya dengan Rusia dan patriarkat Moskow, dan menjadi korban perburuan "penyihir politik".
Sementara, Kementerian kebudayaan Ukraina mengatakan UOC telah diperintahkan untuk meninggalkan kompleks biara Kyiv-Pechersk Lavra yang berusia 980 tahun, tempat kantor pusatnya berada.
Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa penyelidikan telah mengungkap UOC "melanggar ketentuan perjanjian mengenai penggunaan properti negara", tetapi Ukraina tidak memerinci pelanggaran itu.
Baca Juga
UOC, yang memiliki waktu hingga 29 Maret, mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa hasil penyelidikan "jelas bias dan sangat melanggar norma hukum".
Sejak Oktober, Dinas Keamanan Ukraina secara teratur melakukan penggeledahan di gereja-gereja UOC, menjatuhkan sanksi kepada para uskup dan pendukung keuangannya, serta membuka kasus pidana terhadap puluhan pendetanya.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah menemukan literatur pro-Rusia di lokasi gereja, dan warga Rusia ditahan di sana, tuduhan yang dibantah oleh UOC.
Sebagian besar penganut Ortodoks Ukraina tergabung dalam cabang kepercayaan yang terpisah, Gereja Ortodoks Ukraina, yang dibentuk empat tahun lalu dengan menyatukan cabang-cabang independen dari otoritas Moskow.