Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meneybut pasukan Rusia menyandera pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan keamanannya tidak dapat dijamin hingga mereka meninggalkannya, sementara pasukannya menutup kota Avdiivka yang berada di garis depan sambil merencanakan langkah selanjutnya.
Pasukan Rusia telah menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa minggu-minggu awal invasi ke Ukraina dan tidak menunjukkan kecenderungan untuk melepaskan kendali.
"Rusia menyandera pembangkit listrik tenaga nuklir selama lebih dari satu tahun, ini jelas merupakan hal terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah tenaga nuklir Eropa atau di seluruh dunia," kata Zelensky melansir Reuters pada Selasa (28/3/2023).
Pernyataan Zelensky menyusul pertemuan pada hari sebelumnya dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, keduanya bertemu di pembangkit listrik tenaga air Dnipro di sebelah Timur Laut PLTN Zaporizhzhia.
Dia pesimistis inisiatif untuk memulihkan keselamatan dan keamanan pasti akan gagal tanpa penarikan segera pasukan Rusia dari pembangkit listrik tersebut.
Rusia dan Ukraina secara rutin saling menuduh satu sama lain telah menembaki PLTN Zaporizhzhia. Pertempuran di sekitarnya dan kekhawatiran akan kekurangan air serta sistem pendingin dapat kehilangan daya telah meningkatkan ketakutan segera terjadinya bencana nuklir.
Baca Juga
Sebuah tim dari IAEA telah ditempatkan di PLTN tersebut sejak September lalu, yang dituduh oleh Kyiv digunakan oleh Moskow sebagai perisai bagi pasukan dan perangkat keras militer.
Grossi berulang kali menyerukan zona aman di sekitarnya dan dia akan mengunjunginya lagi pekan ini. Dia mencoba bernegosiasi dengan kedua belah pihak, namun pada Januari lalu dia menyebut bahwa upaya untuk mencapai kesepakatan semakin sulit.
Seperti diketahui, Zaporizhzhia merupakan satu dari empat wilayah yang diklaim Rusia sebagai aneksasi pada September setelah referendum yang dikecam dunia sebagai penipuan.
Rusia menganggap pembangkit listrik itu sebagai wilayahnya, yang dibantah oleh Ukraina.