Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu kandidat bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) Ron DeSantis sebut peran untuk melindungi Ukraina tak penting. Saingan Donald Trump di kandisasi bakal capres Partai Republik ini tak melihat invasi Rusia ke Ukraina sebagai prioritas kebijakan luar negeri AS.
Dilansir dari channelnewsasia.com, Rabu (15/3/2023), DeSantis, yang merupakan Gubernur Florida berusia 44 tahun ini, merasa AS "memiliki banyak kepentingan nasional yang vital" tetapi "terlalu terlibat dalam sengketa teritorial antara Ukraina dan Rusia bukan salah satunya".
Senada, mantan Presiden AS Donald Trump juga menentang kebijakan Partai Republik soal mendukung Ukraina.
Saat itu, DeSantis menanggapi secara tertulis pernyataan Fox News tentang kebijakan luar negeri yang paling mendesak bagi bakal calon presiden dari Partai Republik dalam pemilihan presiden pada tahun 2024.
Jawabannya ternyata sangat berbeda dengan tradisi Partai Republik yang kerap mendorong keterlibatan AS di panggung global.
"Sesungguhnya pemerintahan Biden memberikan pendanaan 'cek kosong' untuk konflik ini 'selama yang diperlukan', tanpa ada tujuan atau akuntabilitas yang jelas, mengalihkan masalah dari tantangan paling mendesak di negara kita," ujar DeSantis.
Baca Juga
Trump, yang menanggapi pertanyaan yang sama, juga menyebut dukungan ke Ukraina merupakan tugas negara-negara Eropa bukan AS.
Padahal ,banyak politisi Partai Republik telah lama berpendapat membela Ukraina dan menghentikan ekspansionisme Rusia sangat penting untuk kepentingan AS dan bukan hanya keamanan Eropa.
"Laporan tentang tak ada lagi dukungan [Partai] Republik untuk kepemimpinan Amerika yang kuat di dunia sangat dilebih-lebihkan," kata pemimpin Senat Republik Mitch McConnell pada Konferensi Keamanan Munich bulan lalu.
Mitch menambahkan, Partai Republik sangat berkomitmen untuk membantu Ukraina. Bukan hanya karena masalah moral namun juga karena kepentingan inti nasional AS sendiri yang dirasa sedang dipertaruhkan.
Posisi DeSantis ini kontras dengan pernyataannya ketika dia mendukung bantuan militer untuk Ukraina setelah pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.
Dia juga mendukung resolusi yang menekan agar presiden saat itu, Barack Obama, menyediakan senjata untuk membantu Ukraina "mempertahankan wilayah kedaulatan mereka dari agresi Federasi Rusia yang tidak beralasan dan berkelanjutan."
