Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Hashim Soal Mark Up Senjata hingga Peluang Duet Prabowo-Ganjar

Prabowo Subianto pernah menolak korupsi gila-gilaan di Kementerian Pertahanan.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato saat acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Senin (6/2/2023). Dalam peringatan HUT ke -15 Partai Gerindra menggelar berbagai kegiatan yaitu donor darah, pengobatan gratis bagi warga sekitar serta memberikan santunan kepada anak yatim di halaman kantor DPP Partai Gerindra. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato saat acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Senin (6/2/2023). Dalam peringatan HUT ke -15 Partai Gerindra menggelar berbagai kegiatan yaitu donor darah, pengobatan gratis bagi warga sekitar serta memberikan santunan kepada anak yatim di halaman kantor DPP Partai Gerindra. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Bisnis.com, JAKARTA -  Politikus Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto pernah menolak korupsi gila-gilaan di Kementerian Pertahanan.

Hashim menceritakan, saat Prabowo baru dua bulan jadi Menhan, kakaknya itu sudah disodori kontrak-kontrak pengadaan senjata senilai Rp51 triliun. Meski begitu, lanjutnya, kontrak itu sangat sarat dengan korupsi.

"Itu gila-gilaan itu, sampai saya enggak percaya juga. Gila-gilaan mark up-nya. Ada satu kontrak, mark up-nya 1.250 persen," ungkap Hashim di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2023).

Sederhananya, mark up yaitu menaikkan harga yang melebihi harga pasar. Hashim pun mengatakan kaget bukan main sebab dirinya yang juga memeriksa kontrak-kontrak yang akan ditandatangani Prabowo itu.

"Saya sudah tahu ada korupsi, tapi saya baru tahu dan Prabowo juga baru tahu korupsi sudah gila-gilaan di kementeriannya," jelas wakil ketua dewan pembina Partai Gerindra itu.

Tak hanya itu, ada juga kontrak yang mark up-nya 600 persen dan 300 persen. Melihat kontrak yang sarat korupsi itu, ujar Hashim, Prabowo memilih tak menandatanganinya.

"Karena waktunya sudah mepet, 31 Desember harus teken. Dia [Prabowo] putuskan tidak ada teken, tidak ditandatangani. Dengan kata lain, dia membatalkan sejumlah kontrak senjata senilai Rp51 triliun," ujarnya.

Setelah itu, Hashim mengatakan Prabowo curhat kepadanya bahwa banyak orang yang marah. Meski begitu, menurut Hashim, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung tindakan Prabowo dan menginstruksikan terus memberantas korupsi di Kementerian Pertahanan.

"Kakak saya sudah selamatkan, untuk rakyat Indonesia, minimal Rp15-20 triliun dari korupsi saudara-saudara. Saya saksi hidup. Itu hanya waktu itu saja," jelas Hashim.

Peluang Prabowo Ganjar

Selain soal mark up gila-gilaan, Hashim juga mengungkapkan bahwa pihaknya membuka kemungkinan duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Hashim mengatakan peluang duet tersebut terbuka asalkan Prabowo jadi calon presiden (capres) dan Ganjar jadi wakil presiden.

"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden. Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden," ujar Hasyim di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Minggu (12/3/2023).

Dia menjelaskan, bagaimanapun Prabowo jauh lebih berpengalaman dengan Ganjar. Oleh sebab itu, Prabowo harus jadi capres sedangkan Ganjar cawapresnya.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," ungkap adik Prabowo itu.

Lebih lanjut, Hashim tak tahu jika sudah ada pembicaraan lebih lanjut ke pihak Ganjar terkait kemungkinan duet itu.

"Itu saya enggak tahu," jelasnya.

Sebagai informasi, isu duet Prabowo-Ganjar menguat usai kedua tampak kompak menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen raya di Desa Lajer, Kebumen, Jawa Tengah pada Kamis (9/3/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper