Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Naikkan Anggaran Belanja Militer 2023 jadi Rp3.436,2 Triliun

Pemerintah China menaikkan anggaran belanja militer pada 2023 sebesar Rp3.436,2 triliun atau 7,2 persen dari total anggaran.
Pasukan paramiliter China/Reuters
Pasukan paramiliter China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - China akan meningkatkan anggaran pertahanan atau militer sekitar 7,2 persen pada 2023. Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan pihaknya akan menggelontorkan sebesar 1,55 triliun yuan atau sekitar Rp3.436,2 triliun untuk keperluan belanja militer pada tahun ini. 

"Bertambahnya anggaran belanja pertahanan pada tahun ini merupakan salah satu upaya China untuk meningkatkan kesiapan tempur," ujarnya dikutip dari Reuters saat pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Minggu (5/3/2023). 

Dia mengatakan peningkatan pengeluaran untuk keperluan pertahanan itu bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sekitar 5 persen. 

Seperti diketahui, negara pimpinan Presiden Xi Jinping ini mulai mengintesifkan latihan militernya usai Taiwan menerima kunjungan Ketua DPR AS kala itu, Nancy Pelosi pada awal Agustus 2022. 

Satu sehari setelah kunjungan Pelosi, China bahkan langsung menggelar latihan militer di sekeliling Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan, terdapat 27 pesawat tempur China yang memasuki zona pertahanan udara (ADIZ) pulau itu. 

Sejak saat itu, Presiden Xi Jinping dan jajarannya diketahui terus memperkuat ketahanan sistem militer mereka. PM LI menuturkan, pembangunan kapasitas dan kesiapsigaan tempur menjadi salah satu kunci agar prajurit dapat memenuhi tugas utama mereka.

"Angkatan bersenjata fokus pada tujuan peringatan seratus tahun Tentara Pembebasan Rakyat 2028. Harus bekerja untuk melakukan operasi militer, meningkatkan kesiapan tempur, dan meningkatkan kemampuan militer," terang Li. 

Di sisi lain, meski anggaran pembelanjaan pertahanan China tahun ini meningkat, namun Li menilai bahwa pengeluaran militer untuk tujuan pertahanan itu masih berada di persentase yang relatif rendah dari produk domestik bruto (PDB). 

"Angkatan bersenjata harus mengintensifkan pelatihan dan kesiapan militer secara menyeluruh, mengembangkan panduan strategis militer baru, mencurahkan energi yang lebih besar untuk pelatihan dalam kondisi pertempuran dan melakukan upaya terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat kerja militer di semua arah dan wilayah," ujar Li.  

Kini, China yang menjadi negara dengan personel militer terbesar di dunia itu pun bahkan masih terus berupaya untuk menambahkan alat militer mereka, seperti kapal induk dan pesawat tempur siluman. 

Adapun, langkah yang diambil oleh Xi Jinping dan jajarannya itu tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Amerika Serikat (AS). 

Tingginya anggaran belanja militer China bahkan menjadi barometer negara adidaya tersebut untuk menilai seberapa agresif China akan memperkuat militernya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper