Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Sekolah Pukul 05.00, DPR Kritik Gubernur NTT

DPR memgkritik kebijakan Gubernur NTT yang memberlakukan aturan masuk sekolah pukul 05.00 WITA.
Victor Laiskodat/Istimewa
Victor Laiskodat/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira mengkritik keputusan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) yang menetapkan jam masuk sekolah pukul 05.00 WITA. Sebab, kebijakan tersebut tidak memiliki alasan yang jelas.

"Kebijakan ini tidak alasan yang jelas dan kuat untuk mengubah jam belajar siswa SMA/SMK menjadi jam 5 pagi," ujar Andreas dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (2/3/2023).

Politisi PDIP itu menyebut bahwa kebijakan baru ini mendapat banyak penolakan dari masyarakat. Hal itu terungkap ketika dia berada di daerah pemilihannya di Flores NTT. Menurutnya, hal tersebut seharusnya menyadarkan pemerintah setempat untuk tidak membuat kebijakan yang hanya didasarkan pada selera sendiri. 

"Jangan suatu kebijakan dibuat hanya atas dasar selera pembuat kebijakan. Jangan jadikan siswa kita 'kelinci percobaan'," katanya. 

Sebelumnya, Gubenur NTT Viktor Laiskodat meminta agar jam sekolah di wilayah Kota Kupang, NTT dimajukan ke pukul 05.00 WITA. 

Menurutnya, kebijakan baru ini diperlukan agar siswa dapat membiasakan diri untuk bangun pada pukul 04.00 WIB dan memiliki etos kerja yang baik. 

"Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Pukul 04.30 WITA, mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05.00 WITA sudah harus di sekolah. Supaya apa? Itu etos kerja," terang Viktor dalam video yang beredar di media sosial.

Adapun, dasar kebijakan yang ditetapkan Viktor sangatlah sederhana. Menurutnya, anak-anak sudah tidur pada pukul 22.00 WITA sehingga bisa bangun pukul 04.00 WITA. 

Kemudian, ada waktu satu jam sebelum pelajaran pertama dimulai, anak-anak bisa memanfaatkannya untuk mandi dan perjalanan menuju ke sekolah. 

"Ini khusus SMA kalau SMP tidak. Perubahan itu memang sakit. Tapi harus dimulai, sehingga tidak ada yang mempersoalkan rombongan belajar terbatas," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper