Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPK Kesulitan Lacak Transaksi Keuangan Rafael Alun Trisambodo

KPK mengaku cukup kesulitan untuk membuktikan transaksi keuangan eks pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Rafael Alun Trisambodo.
Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan memberikan keterangan pers terkait pemeriksaan Mantan Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/3/2023). Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap Rafael Alun Trisambodo kurang lebih selama delapan jam untuk dimintai klarifikasi terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc
Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan memberikan keterangan pers terkait pemeriksaan Mantan Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/3/2023). Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap Rafael Alun Trisambodo kurang lebih selama delapan jam untuk dimintai klarifikasi terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc

Bisnis.com, JAKARTA -- Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan mengaku cukup kesulitan untuk membuktikan transaksi keuangan eks pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Rafael Alun Trisambodo.

Pahala menuturkan bahwa pihaknya telah memeriksa Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN Rafael pada tahun 2013-2018. Laporan pemeriksaan itu telah dikomunikasikan dengan Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan.

"Kalau dibilang ditindaklanjuti atau enggak, bukan soal itu, tapi kan tidak semudah kita bayangkan. Ini transaksi keuangan yang tidak dengan mudah kita bilang ini bisa kita dapat," kata Pahala dikutip, Kamis (2/4/2023).

Dia mencontohkan misalnya, kalau KPK menerima transaksi penyetoran tunai dan jumlahnya sering. Pihak KPK perlu mengeceknya ke bank untuk mengetahui identitas atau pihak yang melakukan transaksi. 

Namun menurut Pahala tidak semua bank mencatat pihak yang melakukan penyetoran tunai. "Kalau saya menyetor tunai dari pak Prastowo, jelas nyambunginnya. Kalau dari office boy kantor atau nyetornya di luar bank kantor, itu kesulitan kita," imbuhnya.

Penyidik lembaga antikorupsi, kata Pahala, sebenarnya tahu transaksi tunainya. Tetapi transaksi tersebut terkait apa tentu masih perlu didalami. Proses pendalaman transaksi inilah yang memerlukan waktu. "Kalau transfer sudah pasti bisa."

Dalam catatan Bisnis, Rafael menjadi perhatian karena nilai hartanya yang cukup fantastis. Dia diketahui memiliki harta senilai Rp56 miliar. Selain itu Rafael juga tercatat memiliki saham di perusahaan pengembang properti di Sulawesi Utara.

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan telah memberikan laporan hasil pemeriksaan harta kekayaan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo ke Kejaksaan Agung (Kejagung).

Laporan pemeriksaan itu terkait dengan dugaan praktik pencucian uang ayah dari pelaku penganiayaan D, Mario Dandy Satrio tersebut.

Adapun Ivan menambahkan bahwa proses pemeriksaan harta Rafael telah dilakukan jauh sebelum kasus Dandy. Pemeriksaan harta dilakukan karena pihaknya mengendus adanya ketidakberesan antara total harta dengan profil pendapatan Rafael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper