Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti flu burung dari Universitas Airlangga, Prof. Dr. Chairul A. Nidom, DVM mengatakan belum ditemukan kasus penularan flu burung dari manusia ke manusia, tetapi potensi tetap ada.
Menurutnya, kasus flu burung di Kamboja jarang terjadi, tetapi tidak bisa diremehkan, juga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
"Kejadian di Kamboja jarang tapi bisa terjadi, flu burung tidak bisa diremehkan tetapi harus diperhatikan dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan," katanya.
Dikatakan, penularan flu burung saat ini masih dari unggas ke manusia, belum ada penularan dari manusia ke manusia tetapi potensi akan tetap ada jika terjadi pertukaran fragmen dan mutasi pada virus. Adapun, reseptor antara virus flu burung dan flu musiman yang menginfeksi tubuh manusia itu berbeda.
"Reseptor berbeda antara flu burung dan flu musiman. Mutasi spontan, masuk dan menempel di reseptor dan melakukan aktivitas di tubuh kita," lanjutnya.
Perbedaan antara flu burung dan flu musiman terletak pada lokasi virus menempel. Pada flu burung tempat menempelnya di bagian bawah paru, sedangkan flu musiman menempel di permukaan paru, maka lebih mudah tertular," tambahnya.
Baca Juga
Berdasarkan pada kasus Covid-19, penyakit komorbid membuat kondisi orang yang terinfeksi makin parah. Hal ini juga ditemukan pada penderita flu burung.
"Apakah orang yang terinfeksi flu burung di Kamboja itu punya komorbid, sehingga mudah terinfeksi. Hingga saat ini masih menunggu kabar dari sana," katanya.
Lebih lanjut, penularan flu burung terjadi jika dekat dengan lingkungan unggas dan hewan yang terinfeksi melalui hidung dan mata. Misalnya setelah memegang ayam, kemudian ada virus yang tertular dari unggas ke manusia melalui hidung atau mata, tambahnya.
Selain itu, perokok yang memiliki masalah kesehatan paru ataupun wanita hamil memiliki sensitivitas tinggi, sehingga peluang tertular lebih mudah.
Nidom mengatakan, pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dengan unggas, mengonsumsi vitamin dan jamu, serta melakukan vaksinasi.
"Menjaga jarak dengan unggas hidup, tetap mengonsumsi produk unggas. Mengonsumsi vitamin dan jamu empon-empon, serta vaksinasi flu burung bila tersedia, tetapi ancaman infeksi flu burung tetap terbuka," tambahnya.