Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti flu burung dari Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. Chairul A. Nidom, DVM mengatakan bahwa virus flu burung yang mewabah di Kamboja H5N1 clade 2.3.2.1c, serupa dengan yang ada di Indonesia.
Dia menyatakan, bahwa virus H5N1 di Kamboja pada awalnya diduga clade baru 2.3.4.4b, namun setelah dilakukan sekuensing oleh tim kesehatan Kamboja dan WHO bahwa virus itu adalah clade 2.3.2.1c yang sudah lama ditemukan.
"Ayah dan anak umur 11 tahun di Kamboja, tadinya ada informasi terinfeksi clade baru 2.3.4.4b, ternyata setelah diteliti oleh tim kesehatan Kamboja dan WHO adalah clade 2.3.2.1c," katanya.
Dikatakan, virus H5N1 clade 2.3.2.1c sudah lama beredar di Kamboja dan Indonesia. Virus ini sudah beredar di Kamboja pada tahun 2014 hingga 2016.
Menurutnya, adanya berbagai clade dari H5N1 ini karena pertukaran fragmen dan mutasi virus.
"Ada pertukaran fragmen dari dalam virus, dan penelitian biasanya dilakukan pada hewan hidup, dan melihat gejala-gejala klinis," lanjutnya.
Baca Juga
Nidom mengatakan, bahwa virus H5N1 clade 2.3.2.1c yang menginfeksi di Kamboja susunan genetiknya sudah dikirim ke penelitian dunia. Strukturnya mirip dengan yang ditemukan di Malaysia dan Indonesia.
"Virus di Kamboja yang muncul clade 2.3.2.1c itu menginfeksi dan sudah di kirim ke susunan genetik di dunia, dan kemudian dekat dengan struktur yang ditemukan di Malaysia dan di Indonesia," tambahnya.
Pihaknya mengatakan bahwa saat ini sedang diteliti kemungkinan virus flu burung yang beredar di Kamboja bisa berakibat fatal hingga kematian.
"Artinya, ini virus yang biasa beredar, namun informasi yang dicari adalah kenapa bisa menjadi fatal. Virusnya berubah atau inangnya berubah atau kondisi tubuh orang tersebut saat terinfeksi dan masih menjadi kajian sampai saat ini," ujarnya.
Lebih anjut, virus flu burung clade 2.3.2.1c adalah virus lama yang dibawa oleh burung liar.