Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO Ingatkan Semua Negara Waspada Penularan Flu Burung

WHO meminta seluruh negara mewaspadai penularan flu burung yang tengah mewabah di Kamboja dan telah menewaskan 1 orang.
Ilustrasi - Flu burung/abcnews.go.com
Ilustrasi - Flu burung/abcnews.go.com

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan pihak berwenang di Kamboja untuk menangani flu burung, dan meminta semua negara mewaspadai penularan penyakit tersebut.

Kerja sama itu dilakukan setelah ditemukan 2 kasus flu burung H5N1 pada manusia yang terkonfirmasi menginfeksi di antara satu keluarga di negara itu.

Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi, Dr Sylvie Briand mengatakan, bahwa WHO sedang meninjau penilaian risiko global atas virus tersebut.

Pihaknya menggambarkan situasi yang mengkhawatirkan karena peningkatan kasus pada burung dan mamalia baru-baru ini, seperti dilansir dari Reuters, pada Rabu (1/3/2023). 

Pihak berwenang Kamboja melaporkan kematian seorang gadis berusia 11 tahun karena H5N1, dan mulai menguji 12 kontak terdekatnya. Ayah sang anak dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung.

"Situasi global H5N1 mengkhawatirkan mengingat meluasnya penyebaran virus pada burung di seluruh dunia dan meningkatnya laporan kasus pada mamalia termasuk manusia, WHO mendesak kewaspadaan tinggi dari semua negara," katanya. 

Briand mengatakan belum ada kepastian terkait penularan virus flu burung dari manusia ke manusia yang menjadi fokus kasus di Kamboja saat ini. 

Akan tetapi, dia mengatakan jika kedua kasus tersebut disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sama, maka kemungkinan karena kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi atau hewan lainnya. 

Strain baru H5N1 clade 2.3.4.4b, muncul pada tahun 2020 dan telah menyebabkan rekor jumlah kematian pada unggas liar dan unggas domestik dalam beberapa bulan terakhir di negara itu. 

Tidak seperti wabah H5N1 sebelumnya, yang telah ada selama lebih dari dua dekade, subtipe ini tidak menyebabkan penyakit yang signifikan pada manusia. Sejauh ini, beberapa kasus pada orang yang memiliki kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi telah dilaporkan ke WHO.

WHO berjanji akan meningkatkan upaya kesiapsiagaan, dan mengupayakan adanya antivirus yang tersedia, serta 20 vaksin pandemi berlisensi jika situasinya berubah, meskipun harus diperbarui agar lebih sesuai dengan strain H5N1 yang beredar. 

Direktur Pusat Kolaborasi WHO untuk Studi Ekologi Influenza pada Hewan dan Burung di Rumah Sakit Anak St. Jude, Richard Webby mengatakan bahwa vaksin untuk virus itu bisa memakan waktu 4 hingga 5 bulan, tetapi akan ada beberapa vaksin yang tersedia untuk sementara.

Laboratorium yang berafiliasi dengan WHO sudah memiliki dua jenis virus flu yang terkait erat dengan virus H5N1 yang beredar, yang dapat digunakan produsen untuk mengembangkan suntikan baru jika diperlukan. 

Webby mengatakan bahwa pertemuan global para ahli flu pada pekan ini menyarankan untuk mengembangkan vaksin jenis lain yang lebih cocok dengan H5N1 clade 2.3.4.4b.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper