Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa virus flu burung H5N1 yang menginfeksi 2 orang di Kamboja diidentifikasi sebagai endemik flu burung yang beredar bertahun-tahun di negara itu.
Kasus yang dilaporkan pada pekan lalu telah menimbulkan kekhawatiran adanya virus flu burung jenis baru H5N1 clade 2.3.4.4b yang muncul pada tahun 2020.
Pada pekan lalu, kasus flu burung telah mencetak rekor kematian di antara burung liar dan unggas peliharaan dalam beberapa bulan terakhir di negara itu.
Kementerian Kesehatan Kamboja melakukan pengurutan genetik awal dan mengidentifikasi virus tersebut sebagai H5N1 clade 2.3.2.1c.
CDC mengatakan bahwa virus yang terindentifikasi tersebut telah beredar di Kamboja di antara burung dan unggas selama bertahun-tahun dan secara sporadis telah menyebabkan infeksi pada manusia.
“Ya, ini adalah jenis flu burung yang lebih tua yang telah beredar di sekitar wilayah ini selama beberapa tahun," katanya, seperti dilansir dari CNA, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga
Direktur Pusat Influenza Nasional Kamboja dan penjabat Kepala Virologi di Institut Pasteur du Cambodge, Erik Karlsson mengatakan meski pada masa lalu telah menginfeksi manusia, tetapi belum terlihat penularan dari manusia ke manusia.
"Meskipun telah menyebabkan infeksi pada manusia pada masa lalu, belum terlihat menyebabkan penularan dari manusia ke manusia. Namun, itu tidak berarti bahwa ancamannya berkurang," lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa tanggapan dan koordinasi cepat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan membatasi paparan ke manapun.
CDC menekankan bahwa kini penyelidikan sumber virus untuk mendeteksi kemungkinan penambahan kasus sedang berlangsung, dan belum ada indikasi penyebaran dari orang ke orang.
Kamboja menguji sedikitnya 12 orang untuk jenis kasus flu burung H5N1 pada pekan lalu, setelah seorang anak perempuan berusia 11 tahun meninggal dunia akibat virus tersebut. Kasus tersebut menjadi penularan pertama virus flu burung yang diketahui menular ke manusia di negara itu dalam hampir satu dekade.
Menteri Kesehatan Kamboja Mam Bunheng mengatakan bahwa ayah korban, yang merupakan bagian dari kelompok yang berhubungan dengan gadis itu di sebuah provinsi di timur Ibu Kota Phnom Penh, dinyatakan positif terkena virus tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.
Karlsson menambahkan, bahwa kasus flu burung yang menewaskan anak perempuan tersebut telah diurutkan, sementara kasus ayahnya masih dalam proses.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan saat ini pihaknya sedang bekerja dengan pihak berwenang Kamboja untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Situasi tersebut sangat mengkhawatirkan, karena baru-baru ini jumlah kasus meningkat pada burung dan mamalia.