Bisnis.com, JAKARTA – Ayah dan putrinya terinfeksi virus Avian Influenza (AI) atau flu burung. Keduanya tertular karena kontak langsung dengan hewan yang sakit. Jadi, bukan penularan dari manusia ke manusia.
Melansir Bloomberg, Sabtu (4/3/2023), penegasan pejabat kesehatan itu mengenyampingkan kemungkinan penularan fku burung dari manusia ke manusia.
Seperti diketahui, seorang anak perempuan berusia 11 tahun meninggal setelah terinfeksi virus AI H5N1 bulan Februari, sementara ayahnya kemudian didiagnosis, dan sembuh setelah dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Buntut dari 2 kasus itu, sebanyak 51 orang diperiksa kesehatannya, termasuk
20 kontak dekat mereka dan 31 yang menunjukkan gejala mirip flu, namun semuanya dinyatakan negatif flu burung menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Kamboja.
“Kedua kasus tersebut telah disimpulkan sebagai penularan virus H5N1 dari unggas, dan kejadian ini bukan penularan dari manusia ke manusia,” bunyi keterangan Kementerian Kesehatan Kamboja.
Baca Juga
Ada potensi penularan flu burung dari manusia ke manusia, jika virus AI tipe A subt tipe H5N1 bermutasi,
Meroketnya kasus flu burung pada mamalia menimbulkan kekhawatiran di antara para ilmuwan dan pemerintah bahwa virus mungkin bermutasi dengan cara yang dapat membuatnya lebih mudah menyebar.
Sampel virus yang diambil dari anak perempuan dan ayahnya menunjukkan perubahan genetik yang terjadi ketika virus berpindah dari burung ke manusia, menurut analisis yang dilakukan di Unit Virologi Institut Pasteur du Cambodge. Tidak ada indikasi mutasi atau adaptasi yang membuatnya lebih mudah menular di antara mamalia, kata badan tersebut.
Kamboja mengirimkan urutan virus genom lengkap ke GISAID, yang melacak patogen seperti Covid-19 dan flu burung. Strain yang ditemukan di Kamboja adalah 2.3.2.1c.
Strain itu dominan di Asia Tenggara selama bertahun-tahun, dan berbeda dari clade 2.3.4.4b yang saat ini beredar di sebagian besar belahan dunia.
Melansir Reuters, Sabtu (4/3/2023), Estonia telah melaporkan wabah virus flu burung H5N1 yang sangat patogen di sebuah peternakan di bagian Utara negara itu, kata Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) yang berbasis di Paris, Jumat (3/3/2023).
Peternakan unggas, yang terletak di Desa Urge di Kabupaten Rapla, memiliki 161 unggas, termasuk ayam petelur, bebek, angsa, merpati, dan merak, kata WOAH, mengutip pihak berwenang Estonia.