Bisnis.com, JAKARTA - Flu burung atau avian influenza (AI) menjadi ancaman serius bagi kesehatan global, karena virus AI berpotensi bermutasi menjadi lebih ganas.
Senior Technical Advisor for Value Chain and Anti Microbial Resistance FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases Indonesia, Gunawan menyampaikan hal itu pada webinar dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Menurut dia, virus AI tipe A berpotensi bermutasi menjadi virus ganas yang dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
"Pandemi influenza AI H1N1 di Spanyol tahun 2018, sekitar 50-100 juta korban jiwa sedunia. Sedangkan tahun 2009 lebih dari 16 ribu korban jiwa dalam setahun," katanya.
Mengutip data WHO tahun 2017, jumlah korban virus AI sub tipe H5N1 di Indonesia mencapai 168 jiwa dari 200 kasus.
"Korban manusia dari virus Al sub tipe H5N1 di Indonesia mencapai 168 jiwa dari 200 kasus terkonfirmasi WHO, 2017," lanjutnya.
Baca Juga
Dia juga mengungkap, bahwa hasil surveilans pasar di wilayah Jabodetabek tahun 2009 hingga 2018, sebanyak 60-70 persen pasar terkontaminasi virus flu burung tipe A. Sekitar 30-40 persennya terkontaminasi virus flu burung sub tipe H5N1 clade 2.1.3, 2.3.2 dan H9N2.
Lebih lanjut, titik kritis penyebaran AI berada di peternakan, tempat penampungan unggas, tempat pemotongan unggas dan pasar unggas. Dia pun menyarankan untuk belajar dari pandemi Covid-19 dan wabah flu burung yang pernah melanda Indonesia.
"Menurunkan kontaminasi virus dari lingkungan, dengan cara cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, pembersihan dan disinfeksi," lanjutnya.
Seperti diketahui, seorang anak perempuan dan ayahnya tertular flu burung di Kamboja. Anak tersebut meninggal, sementara ayahnya menunjukkan gejala flu burung dan dalam pemantauan tim kesehatan.