Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP vs PAN Saling Sindir Karena Ganjar

Elite PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) belakangan saling sindir. Sosok Ganjar Pranowo jadi penyebabnya.
HUT KE-50 TAHUN PDI PERJUANGANrnKetua DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail (kiri) berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kedua kiri) saat perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
HUT KE-50 TAHUN PDI PERJUANGANrnKetua DPD PDI Perjuangan Provinsi Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail (kiri) berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kedua kiri) saat perayaan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). HUT ke-50 tahun PDI Perjuangan bertemakan Genggam Tangan Persatuan Dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA – Elite PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) saling sindir. Pangkalnya, pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas yang beri kode akan menduetkan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir di Pilpres 2024.

Saat itu, Zulhas memberi sambutan di acara Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu PAN di Semarang. Di akhir sambutannya, dia menyampaikan pantun.

“Izinkan saya mengakhiri pidato pada Rakornas PAN. Jalan-jalan ke Simpanglima, jangan lupa beli lumpia; kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insya-Allah Indonesia tambah jaya,” kata Zulhas, Minggu (26/2/2023).

Ternyata, kode itu ditanggapi secara negatif oleh pihak PDIP, mengingat Ganjar merupakan kader mereka. Sementara itu, PAN punya pendapat sebaliknya.

Tanggapan PDIP

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Sadarestuwati ingatkan pentingnya etika politik jelang Pilpres 2024, terutama terkait pengusungan calon presiden (capres) dari partai politik lain.

“Etika politik sangat penting dan harus dikedepankan,” ujar Sadarestuwati saat dikonfirmasi soal pernyataan Zulhas itu, Senin (27/2/2023).

Dia mengatakan tak elok jika satu partai politik seakan mengklaim kader partai politik lain, layaknya pernyataan Zulhas soal kode duet Ganjar-Erick Thohir.

“Jangan sampai main serobot, apalagi Pak Ganjar sampai saat ini masih kader dan petugas partai PDI Perjuangan,” jelas anggota Komisi V DPR itu.

Memang, sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung masalah serupa. Mega mengaku bingung dengan perpolitikan Indonesia saat ini karena ada partai politik yang tak mengusung seorang calon presiden (capres) yang bukan kadernya sendiri.

"Aku bilang ke Mbak Puan, 'orang berpolitik sekarang, kok gitu ya? Emangnya enggak punya kader sendiri?'," ujar Mega saat memberikan pidato di HUT Ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Menurut Mega, kini masyarakat memandang negatif parpol karena tak berani mengusung kadernya maju ke ajang pemilu. "Ya kan kalau kayak gini konotasinya sepertinya partai enggak punya kader. Pemilu itu ada, calon itu harusnya ada," ujarnya.

PAN Bela Diri

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PAN Fiqri Yasin menilai seharusnya PDI Perjuangan (PDIP) bangga jika kadernya dilirik oleh partai politik lain untuk menjadi kandidat capres.

"Itu keliru menurut saya, harusnya kebalik. Harusnya mereka [PDIP] bangga bahwa kami dari luar pagar itu meriset ada seorang kader parpol yang punya popularitas. Harusnya mereka bangga. Itu [Ganjar] kader mereka toh," ujar Fiqri di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).

Dia merasa, PAN melanggar etika politik hanya jika secara tiba-tiba mencalon Ganjar sebagai capres tanpa sepengetahuan PDIP. Padahal, saat ini, PAN hanya sekadar mendekati Ganjar.

"Kalau sekarang misalnya saya sebut, siapa saja misalnya, dari PAN sebut siapa saja, ini karena banyak hal yang kita pertimbangkan, sehingga Ganjar itu layak menjadi calon presiden. Enggak masalah," ujarnya.

Dia pun menilai tak ada yang perlu dibicarakan dengan PDIP jika PAN hanya sekadar melirik Ganjar.

Di samping itu, saat ini belum ada kader PAN yang bisa melampaui atau sekadar mendekati elektabilitas Ganjar. Oleh sebab itu, wajar jika PAN melirik kader dari luar partai.

"Kami akui bahwa kader kita tidak ada semumpuni dalam hal popularitas. Memang tidak ada setinggi itu [Ganjar]," ungkap Fiqri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper