Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lengkap! Pidato Jokowi di Rakornas PAN

Jokowi berpesan agar presiden selanjutnya meneruskan tongkat estafet hilirisasi dan industrialisasi menuju Indonesia Maju
Lengkap! Pidato Jokowi di Rakornas PAN/Bisnis.doc
Lengkap! Pidato Jokowi di Rakornas PAN/Bisnis.doc

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Amanat Nasional (PAN) di Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023).

Dalam acara tersebut, Jokowi menjelaskan bagaimana upaya Indonesia untuk bisa beranjak dari Negara berkembang menjadi Negara maju, yaitu melalui industriliasi dan hilirisasi.

Jokowi berharap pemimpin Indonesia selanjutnya mau melanjutkan estafet kebijakan pemerintahan sebelumnya, khususnya tak gentar apabila mendapat tantangan kalah dalam gugatan melawan Negara lain.

Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Amanat Nasional (PAN) 2023:

Bismillahirahmanirahim,

Assalamualaikum Wr.wb

Salam sejahtera untuk kita semuanya,

 

Biasanya awal-awal sambutan seperti ini di semua partai saya absensi yaitu capres-cawapres, tetapi pagi hari ini saya tidak akan mengabsen capres cawapres, karena calonnya yang hadir sedikit. Tak usah diabsen semua sudah tahu siapa [orangnya].

Tadi malam, saya membuka-buka data, suara PAN pada 2019, tertinggi itu di Sumatra Barat. Jadi, kalau ketua panitianya dari Sumatra Barat sudah benar. Karena memang tertinggi 15,1 persen dan kemudian dibawahnya ada Aceh, Bengkulu Sulawesi Tenggara, dan Papua. Yang saya kaget di Jawa Tengah, karena di Jawa Tengah ini urutannya 29. Jadi, tadi bapak ketua  menyampaikan dulunya di Jawa Tengah ini selalu mendapat posisi Ke-8, tetapi di 2019 tidak mendapatkan sama sekali.

Kader PAN! Kader PAN! Nah, yang paling penting di Jawa Tengah.

Oleh sebab itu, nanti pada 2024 saya akan buka lagi. Jawa tengah sudah bangkit apa belum. Masak dari 8 kemudian kosong, ini mesti ada sesuatu yang harus disesuaikan. Kalau melihat kualifikasi, karena hati-hati pada 2024 nanti 58 persen pemilih adalah di bawah 40 tahun. Jadi, kalau saya melihat tadi yang tampil di sini semuanya muda-muda, itu sudah betul.

Saya melihat tadi ada [aktor] Verrell Bramasta tadi saya lihat di sini.  Saya melihat juga ada siapa yang di surabaya jawa timur, Tom Lee. Itu pegiat medsos dengan pengikut yang sangat banyak. Memilih-milih [kader] seperti ini PAN sangat, sangat jeli, saya melihat. Jadi, tadi malam saya bertanya tanya ini kenapa ya? Rakornas pemenangan PAN kok di Jawa Tengah?

Jawabannya, saya sudah punya sekarang, jawabannya sudah punya. Strateginya, oh ini strategi, udah. Mendekati Pak Ganjar Pranowo. Mendekati Bupati, Wali Kota dihadirkan semuanya. Sudah betul, selain basisnya tentu saja basisnya, tadi menyebut pak ketua BW, BWM. Ketua BW Jawa Tengah. Ya benar, jadi memang dalam politik kalau yang namanya kerja sama itu wajib, jangan justru politik itu memecah belah kita.

Sehingga sekali lagi kerja sama itu penting, koalisi itu penting, jangan salah memilih koalisi. Yang paling penting perkuat kerja sama kebangsaan kita sehingga persatuan kita tetap terjaga kesatuan kita tetap terjaga. Dan juga kita ini sudah kerja 8 tahun, kita semuanya. Sudah banyak perubahan-perubahan yang telah kita lakukan sehingga ke depan memang harus kita lanjutkan perubahan-perubahan yang telah kita lakukan.

Coba saya tunjukkan pergeserannya seperti apa perubahannya seperti apa. Dulu pembangunan itu selalu Jawasentris. Infrastruktur di bangun hampir 70 persen selalu di Jawa. Kemudian kita geser menjadi Indonesiasentris. Dan itu kelihatan untuk pembangunan pemmbangunan yang tadi sudah disampaikan oleh Bapak Ketum PAN Zulkifli Hasan, yang fisik, contoh infrastruktur, itu kita sudah menghabiskan anggaran Rp3.309 triliun, kemudian pergeserannya terjadi karena infrastrukturnya siap, misalnya jalan tol, bandara, airport sudah siap di luar Jawa, dihubungkan dengan kawasan industri kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kemudian investasi menjadi bergeser.

Dulu 70 persen, selalu investasi di Jawa 70, sekarang sudah bergeser 53 persen itu di luar Jawa bukan di Jawa lagi. Ingat kita ini Negara besar, Negara besar, sekarang penduduk kita sudah sudah 282 juta jiwa, hidup di 17.000 pulau. Lho kok yang dikerjakan yang di Jawa terus lho yang 16.999 itu diapakan. Ini lah pergeseran yang tadi saya sampaikan.

Yang kedua, dari kota sentris bergeser ke desa sentris. Apa buktinya bahwa kita sudah ke desa sentris? Sampai sekarang dari 74.800 desa yang kita miliki, kita telah gelontorkan Rp470 triliun dana desa. Ini komitmen menggeser dari kota sentris menuju ke desa sentris sehingga jalan jalan produksi desa itu semuanya terbangun meskipun belum selesai.

Ketiga, yang ingin ini ingin kita geser betul, jangan sampai berbelok lagi, yang namanya ekspor bahan mentah kita geser jadi ekspor barang setengah jadi atau barang jadi. Meskipun risikonya kita banyak dimusuhi Negara negara lain. Karena pabrik-pabrik di sana industri di sana menjadi stop karena bahan mentahnya tidak kita ekspor. Itu yang namanya hilirisasi. Kita telah stop pada 2020 untuk nikel. Kita digugat oleh Uni Eropa di WTO, digugat dan tahun kemarin atas gugatan itu kita kalah. Kita kalah.

Kalau kalah jangan mundur. Kalau kita kalah kemudian kita ragu untuk berbelok lagi [kepada kebijakan lama] ekspor bahan mentah sampai kapan pun Negara ini tidak akan menjadi Negara maju. Itu selalu saya ulang ulang kepada menteri, ya kita kalah, tetapi terus maju. Usahanya apa? Ya, kita banding. Nggak tahu nanti kalau banding lagi kalah, apakah ada banding lagi diberi kesempatan ya banding lagi. Namun, apa dampaknya? Saat kita banding didigugat banding, maka saat banding industri kita sudah siap.

Kalau kita dibuka industri kita sudah siap. Nikel sudah siap kita sekarang ini. Kita akan stop lagi pada Juni 2023, bauksit akan kita stop. Padahal, hati-hati 90 persen ekspor bahan mentah bauksit kita itu ke China. Tak tahu dia nanti gugat kita atau tidak. Kalau digugat ya berarti nikelnya digugat uni eropa, bauksitnya digugat China karena 90 persen ekspor bahan mentah kita ke sana.

Namun, dengan stop nanti stop nikel, stop bauksit stop timah stop tembaga, stop emas, apa yang akan kita dapatkan, banyak yang bertanya kepada saya ‘Pak, ini stop itu yang dapat perusahaan perusahaan gede’. Jangan keliru. Nikel itu waktu kita stop ekspor kita di Rp17 triliun, setelah sekarang menjadi barang jadi barang setengah jadi ekspor kita sudah di angka Rp450 triliun. Dari situ lah Negara mendapatkan yang namanya pajak penghasilan. Pajak PPN, pajak karyawan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dapat bea eskpor kalau kita ikut tdi perusahaan itu seperti di freeport kita dapat deviden, dapat royalti, dari situlah masuk sebagai penerimaan negara.

Dari penerimaan negara itulah kita bisa membiayai pembangunan di desa, kita bisa menganggarkan bantuan sosial, jadi alurnya seperti itu. Dampak hilirisasi itu luar biasa besarnya kalau ini semua bahan bahan mentah semua bisa kita hilirkan semuanya.

PDB bisa melompat ke angka Rp11.000 triliun. Lapangan kerja yang akan terbentuk bisa 10,5 juta, jangan sampai ekpsor mentah kita terus kita lakukan yang dapat kesempatan kerja itu adalah yang di Negara yang membeli bahan mentah kita. Apakah ini akan kita teruskan? Saya kira jawabannya tidak. Apapaun risikonya pemimpin indonesia berikutnya harus berani dan tetep hilirisasi ini diteruskan karena membuka lapangan kerja 10,5 juta.

Yang terakhir perubahan besar. Itu ada di mana? Kelihatan di perdagangan kita.   

Coba di lihat. Kita itu seumur umur tidak pernah yang namanya perdagangan itu surplus. Selalu defisit selalu minus coba dilihat pada 2022, kita surplus US$54 miliar. Itu kalau dirupiahkan Rp831 triliun. Menteri perdagangannya siapa coba. Menteri perdagangannya siapa, jawab? Bapak Zulkifli Hasan. Ini akan lebih besar lagi tahun ini mungkin. Saya tak bisa memperkirakan tetapi bahwa 2022 surplus kita US$54 miliar.

Kita sekarang ini surplus terhadap Amerika Serikat (AS). Barang kita yang ke Amerika sama barang mereka yang ke Indonesia itu lebih banyak barang kita yang ke Amerika. Surplusnya US$16,6 miliar atau Rp253 triliun. Surplusnya Rp253 triliun.

Dengan India, surplus kita US$14,1 juta atau dirupiahkan Rp215 triliun. Dengan Uni Eropa sama kita surplus juga besar US$9,8 juta atau Rp149 triliun. Seumur umur kita dengan China itu selalu defisit minus US$17 juta. Besar sekali. Sekarang catatan kita ini di catatan kita, kita masih, dengan China masih minus 1. Namun, tinggal US$1,7 juta dari 17 miliar menjadi 1,7 miliar. Namun, catatan yang ada di Kemenlu China kita ini sudah surplus 6 miliar. Ya itu beda catatan saja.

Apa yang ingin saya sampaikan, sekali lagi ini karena menteri Perdagangannya dari PAN.

 

Saya tutup,

Terima kasih

 

Wassalamualaikum wr.wb.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper