Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mengunjungi China pada April tahun ini, untuk meminta bantuan pemerintah China dalam mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.
Pengumuman itu datang setelah China menerbitkan 12 poin yang menyerukan gencatan senjata dan penyelesaian politik untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama setahun.
Macron berbicara di sela-sela acara pertanian di Paris dan mengatakan dia akan mengunjungi China pada awal April.
“Fakta bahwa China terlibat dalam upaya perdamaian adalah hal yang baik, perdamaian hanya mungkin terjadi jika agresi Rusia dihentikan, pasukan ditarik, dan kedaulatan teritorial Ukraina dan rakyatnya dihormati," katanya.
Menurutnya, China harus membantu untuk menekan Rusia agar tidak menggunakan senjata kimia atau nuklir dan menghentikan serangan.
“China harus membantu kami menekan Rusia agar tidak pernah menggunakan senjata kimia atau nuklir dan menghentikan agresinya sebagai prasyarat untuk pembicaraan,” lanjutnya, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (26/2/2023).
Baca Juga
Beijing telah berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut. Meski begitu, China telah mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia.
Makalah China, yang diterbitkan oleh kementerian luar negeri pada peringatan setahun konflik, menyatakan perang tidak menguntungkan siapapun, dan mendesak semua pihak untuk mendukung Rusia dan Ukraina dalam bekerja ke arah yang sama, serta melanjutkan dialog langsung secepat mungkin.
Selain itu, juga berisikan desakan untuk mengakhiri sanksi Barat terhadap Rusia, pembentukan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil, dan langkah-langkah untuk memastikan ekspor biji-bijian setelah gangguan yang menyebabkan harga pangan global melonjak tahun lalu.
Sementara itu, hal tersebut juga memperjelas penentangan terhadap penggunaan dan ancaman pengerahan senjata nuklir, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan persenjataan atom Moskow dalam konflik tersebut.