Bisnis.com, BALIKPAPAN – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mengungkapkan penyebab lambannya pembebasan pilot dari Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pegunungan Papua.
Orang nomor dua di Indonesia itu menyampaikan bahwa pemerintah mengedepankan aspek keselamatan sandera dalam operasi pembebasan agar pilot tersebut tidak mengalami luka atau menjadi korban.
"Sebenarnya pasukan kita mampu dengan cepat sekali untuk membebaskan [pilot] itu, mampu kita [TNI] memiliki kekuatan untuk membebaskan itu, tetapi kita juga tentu memperhitungkan jangan sampai sandera itu cedera," kata Ma'ruf Amin dalam keterangan pers di UIN Syarif Hidayatullah, dikutip melalui Youtube Sekretariat Wapres, Kamis (23/2/2023).
Wakil Presiden RI Ke-13 ini mengatakan bahwa pemerintah telah menggelar rapat koordinasi yang menghasilkan sikap tegas dan komitmen pemerintah untuk dapat menbebaskan pilot dari Selandia Baru tersebut.
"Tentu kita menjaga keamanannya jangan sampai menjadi korban, nantinya sandera itu," katanya.
Lebih lanjut, Ketua Badan Pengarah Papua ini juga menyebutkan, status Merthrens yang merupakan warga Selandia Baru itu menjadi pertimbangan pemerintah untuk berhati-hati dalam membebaskannya. Oleh sebab itu, pemerintah mengedepankan upaya negosiasi agar pilot Susi Air ini dapat segera dibebaskan.
Baca Juga
"Kami mengutamakan diplomasi untuk bisa membebaskan itu, tapi juga kalau memang diperlukan tentu akan ada langkah-langkah lain yang maka akan kami ambil. Apalagi, ini kan pilot asing, jadi harus kita jaga betul, karena itu kita mengutamakan diplomasi untuk bisa membebaskan itu," imbuhnya
Pemerintah Selandia Baru sebelumnya sudah menyampaikan agar pembebasan Merthens tidak diwarnai aksi kekerasan.
Seperti diketahui, Philip Mark Merthens disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok sparatis itu sebelumnya melakukan pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).