Bisnis.com, JAKARTA - Gempa kembali melanda wilayah perbatasan Turki dan Suriah pada hari Senin, dua pekan setelah daerah itu dilanda gempa yang menewaskan lebih dari 47.000 orang dan merusak atau menghancurkan ratusan ribu rumah.
Gempa hari Senin, kali ini berkekuatan 6,4, berpusat di dekat kota Antakya di Turki selatan dan terasa di Suriah, Mesir, dan Lebanon.
Gempa itu berpusat pada kedalaman 10 km (6,2 mil), kata Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC).
Walikota Hatay Lutfu Savas mengatakan kepada penyiar HaberTurk bahwa dia telah menerima laporan tentang beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan setelah gempa terakhir. Tiga orang tewas dan lebih dari 200 lainnya cedera, kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu.
Di Samandag, di mana Otoritas Penanggulangan Bencana dan Darurat AFAD negara itu melaporkan satu orang tewas, penduduk mengatakan lebih banyak bangunan runtuh tetapi sebagian besar kota sudah melarikan diri setelah gempa bumi awal. Gundukan puing dan furnitur yang dibuang berjejer di jalan-jalan yang gelap dan terbengkalai.
Muna Al Omar salah satu warga mengatakan dia berada di tenda di sebuah taman di pusat Antakya ketika tanah mulai naik lagi.
Baca Juga
"Saya pikir bumi akan terbelah dua di bawah kaki saya," katanya sambil menangis sambil menggendong putranya yang berusia 7 tahun demikian dilansir dari NDTV.
Saat diwawancarai, Muna menangis dan menggendong anaknya yang berusia tujuh tahun. Saat gempa terjadi, Muna berada di pengungsian di pusat Kota Antakya.
Tak hanya Muna yang ketakutan, gempa M 6,4 dikabarkan membuat panik warga di jalanan.
Konvoi ambulans dan tim penyelamat berusaha mencapai beberapa daerah yang paling parah terkena dampak.
Di kawasan itu, dinding sejumlah bangunan yang rusak parah akibat gempa pertama pada 6 Februari 2020 runtuh, termasuk sebuah jembatan.
Banyak retakan muncul dengan lubang yang dalam di sejumlah jalan. Mempersulit layanan darurat untuk mencapai lokasi yang dituju.
Terjadi kepanikan di Antakya, ibu kota provinsi Hatay, yang porak-poranda akibat gempa sebelumnya.
Beberapa bagian tembok dari beberapa bangunan juga runtuh, dan beberapa orang yang tampaknya terluka meminta bantuan.
Ali Mazlum, warga Antakya, mengatakan sedang mencari jenazah anggota keluarga yang terkena gempa sebelumnya saat gempa terakhir terjadi.
Dalam sebuah tweet, badan bencana dan darurat Turki, Afad, awalnya mendesak orang untuk menjauh dari garis pantai sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko naiknya permukaan laut, meskipun peringatan itu kemudian dihapus.