Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki, Murat Kurum mengatakan bahwa sekitar 118.000 bangunan di Turki yang terkena dampak gempa bumi 6 Februari lalu telah runtuh, rusak parah, atau akan dihancurkan.
Dia mengatakan bahwa jumlah tersebut ditentukan setelah memeriksa 925.000 bangunan dari 11 provinsi yang terdampak gempa bumi.
"Sebanyak 925.000 bangunan di 11 provinsi yang terkena dampak gempa telah diperiksa. Sekitar 118.000 di antaranya telah runtuh atau rusak parah atau akan segera dibongkar," katanya, seperti dilansir dari TASS, Senin (20/2/2023).
Menurutnya, provinsi-provinsi tersebut akan melihat pembangunan perumahan terbesar dalam sejarah negara itu dalam jangka waktu setahun.
Sementara itu, otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) menyampaikan bahwa ada lebih dari 46.000 korban tewas di Turki selatan dan Suriah barat laut akibat gempa bumi besar yang melanda 2 negara itu.
Melansir dari Reuters, AFAD juga mengatakan korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 41.020 dan diperkirakan akan terus meningkat, serta dengan lebih dari 108.000 orang terluka.
Baca Juga
Lebih lanjut, sekitar 385.000 apartemen di negara itu diketahui telah hancur atau rusak parah dan banyak orang masih dinyatakan hilang.
Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 dan 7,6 terjadi pada 6 Februari lalu dengan interval 9 jam di provinsi Kahramanmaras di tenggara Turki.
Direktur Jenderal AFAD untuk Pengurangan Risiko Gempa, Orhan Tatar mengatakan pada 15 Februari lalu, bahwa 2 gempa terkuat yang melanda Turki dan Suriah berlangsung selama 2 menit.
Getaran diikuti ratusan gempa susulan, dirasakan di negara-negara tetangga, di mana Suriah paling terkena dampaknya.