Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Makin Intensif Menyerang, Ukraina Siap Membalas

Zelensky mengatakan dalam pidato video malamnya bahwa prioritasnya adalah menahan serangan Rusia dan bersiap-siap menghadapi serangan balasan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba untuk berbicara pada pertemuan gabungan Kongres di US Capitol di Washington pada 21 Desember 2022. Fotografer: Nathan Howard/Bloombergrnrn
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba untuk berbicara pada pertemuan gabungan Kongres di US Capitol di Washington pada 21 Desember 2022. Fotografer: Nathan Howard/Bloombergrnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video malamnya bahwa prioritasnya adalah menahan serangan Rusia dan bersiap-siap menghadapi serangan balasan.

“Mempertahankan situasi di garis depan dan mempersiapkan langkah-langkah eskalasi musuh – itu adalah prioritas dalam waktu dekat,” katanya dikutip melalui Channel News Asia, Jumat (17/2/2023).

Sementara itu, pejabat Amerika Serikat (AS) menyarankan Ukraina untuk menunda serangan balasan apa pun sampai pasokan persenjataan AS terbaru tersedia dan pelatihan telah diberikan.

Di sisi lain, Gubernur Regional Luhansk Serhiy Haidai melaporkan peningkatan yang signifikan dalam serangan Rusia pada Jumat (17/2/2023) di sepanjang garis depan.

"Hari ini agak sulit ke segala arah karena jumlah serangan meningkat secara signifikan, penembakan juga meningkat banyak, bahkan dengan angkatan udara. Ada upaya konstan untuk menerobos garis pertahanan kami," kata Serhiy Haidai.

Untuk diketahui, Rusia menghujani rudal di Ukraina pada Kamis (16/2/2023) dan menyerang kilang minyak terbesarnya. Dari sekitar 36 rudal yang ditembakkan Rusia, sekitar 16 ditembak jatuh, kata angkatan udara, lebih rendah dari biasanya.

Ukraina mengatakan serangan hari Kamis (16/2) termasuk rudal yang tidak dapat ditembak jatuh oleh pertahanan udaranya, yang hanya akan menambah urgensi permohonannya untuk lebih banyak dukungan militer Barat.

Selain itu, fokus Rusia adalah pada kota kecil timur Bakhmut di Donetsk, salah satu dari dua wilayah yang membentuk Donbas, pusat industri Ukraina yang sekarang sebagian ditempati oleh Rusia.

Dalam pertempuran yang dipimpin oleh kelompok tentara bayaran Wagner yang dibebani oleh para rekrutan penjara, Rusia telah berbulan-bulan menggempur dan mengepung Bakhmut. Sebagian besar populasi sebelum perang sekitar 70.000 orang telah pergi, meninggalkan tentara Ukraina yang bertahan.

Adapun di Munich, perang akan menyalakan kembali perdebatan yang sudah berlangsung lama tentang pertanyaan seperti seberapa banyak Eropa harus membangun kapasitas militernya sendiri, dan seberapa besar harus bergantung pada Amerika Serikat untuk keamanannya.

Polisi di Moldova, tempat parlemen pada Kamis (16/2/2023) menyetujui pemerintah baru pro-Barat, mengatakan mereka kembali menemukan puing-puing rudal di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Sementara Belarusia, yang mengizinkan Rusia menggunakan wilayahnya untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada awal perang, mengatakan hanya akan berperang bersama sekutunya jika diserang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper