Bisnis.com, JAKARTA - Korban meninggal dalam gempa Turki dilaporkan telah mencapai 36.000 orang.
Angka ini, telah melewati jumlah korban jiwa pada 1999 silam sebanyak 17.000 orang, bahkan melewati angka korban pada 1939 atau 84 tahun lalu yang mencapai 33.000 korban.
Bahkan, diprediksi angka kematian bisa mencapai 56.000 orang, atau hampir dua kali lipat dari gempa mematikan tahun 1939 lalu. Dan lebih dari 1 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Di atas kertas, standar keselamatan bangunan Turki termasuk yang terbaik di dunia, dan standar tersebut diperbarui secara rutin dengan aturan khusus untuk wilayah rawan gempa.
Beton harus diperkuat dengan baja, dan dinding serta pilar penahan beban harus didistribusikan sedemikian rupa untuk menghindari “pancaking”, ketika lantai bertumpuk satu sama lain setelah runtuh secara vertikal.
Tetapi ahli geologi Turki dan internasional, perencana kota, arsitek, dan spesialis tanggap gempa memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa bahkan banyak struktur modern di seluruh negeri merupakan "puing-puing yang menunggu" karena standar bangunan tidak diikuti dengan benar.
Baca Juga
Pada saat yang sama, populasi di banyak daerah terparah di Turki telah meningkat dalam dekade terakhir karena masuknya jutaan pengungsi dari negara tetangga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara.
Dilansir dari Guardian, pemerintah Turki secara berkala mengadakan apa yang disebut "amnesti konstruksi" sejak 1960-an, di mana perusahaan konstruksi dan pemilik bangunan yang tidak memiliki sertifikasi keselamatan dibebaskan dari biaya - sebuah kebijakan yang diyakini telah menghasilkan miliaran lira.
Amnesti terakhir adalah pada tahun 2018.
Di 10 provinsi yang terkena dampak di Turki, hingga 75.000 bangunan diberikan amnesti semacam itu selama bertahun-tahun, menurut Pelin Pinar Giritlioglu, kepala serikat teknik dan arsitektur Istanbul.
Dilansir dari Skynews, Turki sendiri berada dalam kawasan rawan gempa karena berada di lempeng Anatolia, yang berbatasan dengan dua patahan utama patahan Anatolia Utara terletak dari barat ke timur di Turki, sedangkan patahan Anatolia Timur terletak di wilayah tenggara negara itu.
Berikut adalah beberapa gempa bumi paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah tersebut.
1. Desember 115 sebelum masehi
Gempa bumi yang diikuti tsunami menghantam perbatasan antara Turki dan Suriah pada 115 sebelum masehi. Sekitar 260.000 orang diperkirakan tewas dan kota Antiokhia hancur. Kaisar Romawi Trajan dan penggantinya Hadrian diyakini terjebak dalam gempa tersebut, menurut catatan penulis Cassius Dio.
2. Mei 526 Sebelum masehi
Sekitar 250.000 orang diyakini telah meninggal di Antiokhia lebih dari 400 tahun setelah gempa 115. Daerah ini dekat dengan persimpangan tiga kompleks antara batas lempeng.
3. Juli 1688
Dikenal sebagai gempa Smirna, pusat gempanya dekat dengan kota terbesar ketiga di Turki, Izmir. Itu menyebabkan 16.000 orang tewas.
4. Juni 1859
Di timur laut Turki, gempa berkekuatan 6,1 menewaskan sekitar 15.000 orang dan menghancurkan sebagian besar kota Erzurum.
5. Desember 1939
Hampir 33.000 orang tewas dalam gempa Erzincan. Gempa Februari 2022 adalah yang terkuat sejak 1939 - keduanya mendapat skor 7,8 skala Richter. Setidaknya 100.000 orang terluka dan hampir 120.000 bangunan hancur.
6. November 1943
Sekitar 4.000 orang tewas dalam gempa bumi di kota Tosya di Turki utara, yang berkekuatan 7,2 skala Richter.
7. Februari 1944
Hanya tiga bulan kemudian, 3.959 orang tewas dalam gempa berkekuatan 7,2. Sekitar 21.000 bangunan juga rusak akibat gempa di pantai utara Turki itu.
8. November 1976
Lebih dari 3.800 orang tewas dalam gempa berkekuatan 7,5 di provinsi Van Turki - dekat dengan perbatasannya dengan Iran. Hampir 10.000 bangunan juga hancur.
9. Agustus 1999
Lebih dari 17.000 orang tewas dalam gempa yang melanda kota barat Izmit, sekitar 55 mil tenggara Istanbul. Sekitar setengah juta orang kehilangan tempat tinggal setelah bencana tersebut.