Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan China kembali bersitegang gara-gara balon udara terbang di atas wilayah kedua negara tanpa izin.
Dilansir dari Channelnewsasia, Senin (13/2/2023), Direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan Universitas Columbia Dr Sachs mengatakan, bahwa ketegangan yang terjadi antara AS dan China bisa berdampak serius bagi seluruh dunia, seperti perang Rusia vs Ukraina.
“Kami butuh China dan Amerika Serikat berkomunikasi untuk melakukan negosiasi,” ujar Sachs.
Menurut dia, konflik geopolitikan yang terjadi di antara negara-negara besar dapat memaksa negara-negara lain seperti Asean untuk berpihak terhadap salah satu negara, sehingga mengakibatkan hubungan yang kurang baik ke depannya.
“Saya berharap Asean sebagai sebuah kelompok dapat mengatakan kepada Amerika Serikat dan China untuk tidak memaksa negara-negara lain melakukan keberpihakan. Jika harus memilih, kita menginginkan hubungan yang baik dengan kedua belah pihak,” jelasnya.
Sachs menambahkan, seluruh dunia harus menegaskan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam ketegangan yang terjadi antara kedua negara tersebut, atau lebih baik lagi ketegangan ini bisa dihentikan, sebab dua negara dengan kekuatan besar harus dapat bekerja sama antara satu sama lain dan menghindari konflik.
Baca Juga
“Saya meyakini bahwa dengan adanya pendekatan yang dilakukan oleh negara bisa mengakhiri perang di Ukraina,” ujarnya.
Mengenai perang Rusia-Ukraina, Sachs mengatakan kedua belah pihak perlu melakukan pendekatan satu sama lain. Kedua belah pihak, koalisi pimpinan AS dan Rusia, belum duduk untuk bernegosiasi, dan itu menggoyahkan seluruh dunia.
“Jadi menurut saya kita sedang hidup pada masa ketika geopolitik benar-benar mendominasi ekonomi global. Dan selama geopolitik penuh dengan perpecahan, seperti saat ini, sulit dipercaya bahwa kita akan memiliki kelancaran ekonomi apa pun,” tegasnya.