Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karena Balon Udara, AS dan China Bersitegang

Amerika Serikat (AS) dan China kembali bersitegang gara-gara balon udara terbang di atas wilayah kedua negara tanpa izin.
Gambar saksi mata yang diambil oleh Chase Doak menangkap apa yang diduga sebagai balon mata-mata China pada hari Rabu 1 Februari 2023 saat terbang di atas kota Billings, Montana. Balon tersebut telah terbang di atas Amerika Serikat AS) selama beberapa hari, kata para pejabat AS pada hari Kamis (2/2/2023)./Reuters
Gambar saksi mata yang diambil oleh Chase Doak menangkap apa yang diduga sebagai balon mata-mata China pada hari Rabu 1 Februari 2023 saat terbang di atas kota Billings, Montana. Balon tersebut telah terbang di atas Amerika Serikat AS) selama beberapa hari, kata para pejabat AS pada hari Kamis (2/2/2023)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan China kembali bersitegang gara-gara balon udara terbang di atas wilayah kedua negara tanpa izin.

Dilansir dari Channelnewsasia, Senin (13/2/2023), Direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan Universitas Columbia Dr Sachs mengatakan, bahwa ketegangan yang terjadi antara AS dan China bisa berdampak serius bagi seluruh dunia, seperti perang Rusia vs Ukraina.

“Kami butuh China dan Amerika Serikat berkomunikasi untuk melakukan negosiasi,” ujar Sachs.

Menurut dia, konflik geopolitikan yang terjadi di antara negara-negara besar dapat memaksa negara-negara lain seperti Asean untuk berpihak terhadap salah satu negara, sehingga mengakibatkan hubungan yang kurang baik ke depannya.

“Saya berharap Asean sebagai sebuah kelompok dapat mengatakan kepada Amerika Serikat dan China untuk tidak memaksa negara-negara lain melakukan keberpihakan. Jika harus memilih, kita menginginkan hubungan yang baik dengan kedua belah pihak,” jelasnya.

Sachs menambahkan, seluruh dunia harus menegaskan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam ketegangan yang terjadi antara kedua negara tersebut, atau lebih baik lagi ketegangan ini bisa dihentikan, sebab dua negara dengan kekuatan besar harus dapat bekerja sama antara satu sama lain dan menghindari konflik.

“Saya meyakini bahwa dengan adanya pendekatan yang dilakukan oleh negara bisa mengakhiri perang di Ukraina,” ujarnya.

Mengenai perang Rusia-Ukraina, Sachs mengatakan kedua belah pihak perlu melakukan pendekatan satu sama lain. Kedua belah pihak, koalisi pimpinan AS dan Rusia, belum duduk untuk bernegosiasi, dan itu menggoyahkan seluruh dunia.

“Jadi menurut saya kita sedang hidup pada masa ketika geopolitik benar-benar mendominasi ekonomi global. Dan selama geopolitik penuh dengan perpecahan, seperti saat ini, sulit dipercaya bahwa kita akan memiliki kelancaran ekonomi apa pun,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper