Bisnis.com, JAKARTA - China mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) lebih dulu menerbangkan balon udara di wilayahnya tanpa izin. Bahkan lebih dari 10 kali sejak awal 2022. Hal tersebut dilontarkan lantaran gerah dituduh sebagai balon mata-mata China.
"Sejak 2022, balon udara AS telah melakukan lebih dari 10 kali penerbangan ilegal ke wilayah udara China tanpa persetujuan dari departemen terkait," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin sebagaimana dikutip dari Reuters pada Senin (13/2/2023).
Meski demikian, Wang tidak secara spesifik menggambarkan balon-balon tersebut sebagai senjata militer atau untuk tujuan spionase.
Saat ditanya lebih lanjut terkait serangan itu di wilayah udaranya, Wang juga tidak memberikan tanggapan secara jelas.
"Bertanggung jawab dan profesional," jawab Wang.
Sampai saat ini, Departemen pertahanan AS belum memberikan komentar terkait hal tersebut.
Baca Juga
China akhirnya buka suara terkait hal tersebut setelah AS menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata dari Beijing di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari 2023 setelah balon tersebut melayang di atas wilayah AS selama lebih dari seminggu.
Sebagai tanggapan tegas atas balon udara China tersebut, AS menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Beijing.
China mengatakan bahwa balon tersebut adalah pesawat penelitian sipil yang secara tidak sengaja melenceng dari jalurnya.
"Hal pertama yang harus dilakukan oleh pihak AS adalah melihat dirinya sendiri, mengubah caranya, tidak mengotori dan menghasut konfrontasi," tegas Wang.
Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, militer AS telah menembak jatuh tiga benda terbang lainnya di atas Amerika Utara.