Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Suharyanto mengatakan tenaga medis darurat Indonesia akan bertugas selama sebulan guna membantu proses penanganan korban gempa Turki.
Adapun, personel tim medis yang diberangkatkan terdiri dari anggota TNI, Polri, relawan non-governmental organization, hingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tim tersebut telah terbang ke Turki dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Senin (13/2/2023).
"Kami melepas keberangkatan tim kemanusiaan khususnya tim kesehatan, mudah-mudahan pelaksanaan tugas di sana berjalan dengan aman, sehat, dan sukses. Mudah-mudahan bulan depan bisa kembali ke tanah air," ujar Suharyanto dalam keterangannya, Senin (13/2/2023).
Dia mengatakan, 119 tenaga medis yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) itu akan berfokus pada penanganan kondisi kedaruratan korban gempa. Keberangkatan tim medis darurat itu, sambungnya, juga disertai dengan kelengkapan bantuan logistik awal serta kesehatan bagi para korban.
"Di samping logistik kesehatan juga akan membawa logistik awal. Ada tenda, matras, sleeping bed, makanan siap saji, genset, dan sebagainya," terangnya.
Lebih lanjut, Suharyanto mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk mengirimkan bantuan tahap ketiga bagi para korban terdampak gempa. Bantuan tersebut diharapkan dapat dikirimkan paling lambat satu minggu ke depan.
Baca Juga
"Kurang lebih satu minggu ke depan paling lambat, kita akan mengirimkan logistik. Masing-masing dua pesawat ke Suriah dan Turki, logistik yang diperlukan oleh masyarakat," katanya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah terlebih dahulu mengirimkan 47 personel tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) pada Sabtu (11/2/2023).
Tim yang terdiri dari personel tim SAR dan BNPB itu akan ikut serta dalam proses pencarian serta penyelamatan korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Adapun pemberangkatan MUSAR dilakukan bersamaan dengan pengiriman 5 ton bantuan logistik dari Kementerian Pertahanan.