Korban warga Thailand bantu korban lain
Seorang siswa asal Thailand di Turki yang terdampak gempa dahsyat berusaha memanfaatkan situasi sulit dengan membantu korban selamat lainnya.
“Lebih baik melakukan sesuatu yang baik, saya masih hidup dan sehat,” kata Kobkaew, seperti dilansir dari CNA, Rabu (8/2/2023).
Siswa itu bernama Suraphat Kobkaew (23). Dia mengatakan bahwa saat gempa berkekuatan M 7,8 melanda Turki dan Suriah, dirinya sedang tidur. Getaran gempa pada Senin (6/2/2023) meninggalkan retakan di kediamannya, dan beberapa bagian tembok runtuh ke tanah.
Kobkaew berhasil melarikan diri tanpa cedera. Saat ini tinggal di sebuah kamp di Universitas Cukurova yang terletak di Adana bersama korban gempa lainnya.
Dia menekankan bahwa orang lain di kamp itu adalah orang-orang yang tidak bisa kembali ke rumah-rumah mereka.
Terlepas dari kecemasan tentang situasi pascagempa, Kobkaew telah membantu korban lainnya dengan mendistribusikan makanan, membawa selimut dan kebutuhan lainnya.
“Mengapa saya membantu? Karena selama masa-masa sulit, lebih baik melakukan sesuatu yang baik dan saya masih hidup dan sehat,” katanya.
Universitas Cukurova dan organisasi non-pemerintah (LSM) telah menyediakan makanan, pemanas, dan bantal untuk tidur bagi para korban gempa yang mencari perlindungan.
Para pengungsi telah dibekali dengan barang-barang yang mudah dikonsumsi seperti sup dan roti.
Meski begitu, dia tidak bisa tidur pada malam hari karena tidak tahu kapan gempa akan terjadi lagi.
Dia menambahkan bahwa suasana di kamp juga sedikit suram karena orang tidak tahu sampai kapan situasi ini akan berlangsung.