Bisnis.com, SOLO - Indonesia sempat dielu-elukan dunia karena berhasil mempertemukan dua pemimpin negara yang tengah berseteru pada momen KTT G20 Bali akhir tahun lalu.
Acara yang dihelat di Bali tersebut sukses mempertemukan Joe Biden dan Xi Jinping. Kedua pemimpin negara besar tersebut saling berjabat tangan dan tersenyum ke arah kamera.
Media internasional dibuat terkesima dengan bagaimana cara Indonesia membuat dua pemimpin dunia tersebut saling tersenyum dan mengatakan mau berunding untuk masalah-masalah yang membuat hubungan kedua negara tegang dalam beberapa tahun terakhir,
Namun maaf Indoensia, tampaknya kata damai belum layak disematkan pada hubungan antara AS dan China.
Bagaimana tidak, hubungan kedua negara adidaya tersebut kembali memanas belakangan ini setelah AS menembak jatuh apa yang diklaim mereka sebagai balon mata-mata China.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu masyarakat AS dibuat heboh dengan kemunculan balon misterius di langit mereka.
Baca Juga
Joe Biden kemudian memerintahkan untuk menembak balon tersebut dengan rudal.
Akan tetapi, Beijing telah mengecam keputusan AS untuk menembak jatuh balon miliknya itu. China bersikeras bahwa balon tersebut hanyalah bagian dari pesawat sipil mereka yang gagal fungsi.
Wakil Menteri Luar Negeri Xie Feng mengatakan jika pihaknya telah mengajukan pengaduan resmi ke Kedutaan Besar AS pada hari Minggu atas "serangan AS terhadap pesawat tak berawak sipil China oleh kekuatan militer."
"Apa yang telah dilakukan AS telah berdampak serius dan merusak upaya dan kemajuan kedua belah pihak dalam menstabilkan hubungan Tiongkok-AS sejak pertemuan di Bali," kata Xie.
Banyak prediksi ahli yang mengatakan jika insiden balon mata-mata ini bisa menjadi awal mula perang dunia III.