Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cacingan dan Kaki Gajah Masih Jadi Persoalan di Indonesia

Kemenkes mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit tropis seperti cacingan dan kaki gajah.
Ilustrasi cacing di usus/Istimewa
Ilustrasi cacing di usus/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat waspada  penyakit tropis yang terabaikan (NDTs) seperti kaki gajah dan cacingan.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, terdapat sejumlah penyakit NDTs yang diprioritaskan pemantauannya di Indonesia, yakni filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, serta frambusia. 

Menurutnya, terdapat 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia yang menjadi daerah endemi filariasis atau penyakit kaki gajah.

Tercatat sebanyak 9.906 kasus kronis filariasis hingga 2022 di Indonesia.

"Dari target sebanyak 93, hanya 72 kabupaten/kota yang mencapai eliminasi pada tahun 2021, dan baru ada 33 kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (31/1/2023). 

Sementara itu, untuk penyakit Schistosomiasis, terdapat 28 desa di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang menjadi daerah dari penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit tersebut. 

Angka tersebut ditargetkan dapat dieliminasi dari 28 desa tersebut pada 2024. Target tersebut sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Eradikasi Demam Keong. 

Sementara itu, peta jalan eradikasi penyakit schistosomiasis 2019-2025 pun telah menjabarkan tahapan menuju eradikasi yang sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu pengurangan tingkat kejadian infeksi pada manusia menjadi nol, pengurangan tingkat kejadian infeksi pada hewan menjadi nol, dan pengurangan jumlah keong yang terinfeksi menjadi nol.

Untuk penyakit NDTs selanjutnya ialah kusta. Maxi menyampaikan, Indonesia telah berhasil mencapai status eliminasi kusta dengan angka prevalensi kusta tingkat nasional 0,9 kasus per 10.000 penduduk pada 2000. Angka tersebut terus menurun hingga 0,45 kasus per 10.000 penduduk pada 2021. 

Selama 10 tahun terakhir, sambunya, terjadi tren penurunan kasus yang cukup baik pada prevalensi rate (PR) atau angka prevalensi maupun angka new case detection rate (NCDR) atau penemuan kasus baru kusta. 

Selanjutnya, berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/496/2017 tentang Daerah Endemis Frambusia, diketahui bahwa Indonesia memiliki sekitar 79 kabupaten/kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit frambusia.

Jumlah daerah endemis tersebut membuat penyakit frambusia menjadi penyakit yang cukup banyak dilaporkan di sejumlah daerah.

Pada 2021 saja misalnya, Kemenkes melaporkan sebanyak 185 kasus frambusia yang mayoritas ditemukan di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, serta Nusa Tenggara Timur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper