Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern resmi mengumumkan akan mengundurkan diri bulan depan pada Kamis (19/1/2023). Siapa penggantinya?
"Bagi saya ini saatnya," katanya pada pertemuan anggota Partai Buruhnya dilansir Channel News Asia, Kamis (13/1/2023).
Dikutip dari The Guardian, bahwa siapa pengganti Ardern hingga saat ini belum jelas.
Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang juga Menteri Keuangan Grant Robertson dianggap sebagai calon terdepan untuk menggantikan Ardern.
Tapi, dia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencari posisi tersebut. Dalam sebuah pernyataan, dia berkata, "Saya tidak mengajukan diri untuk menjadi calon pimpinan Partai Buruh."
Saat ini, Kaukus Buruh memiliki waktu tujuh hari untuk mengetahui apakah seorang kandidat baru memiliki lebih dari dua pertiga dukungan dalam kaukus untuk menjadi pemimpin dan perdana menteri baru.
Baca Juga
Pemungutan suara kaukus untuk pemimpin baru akan dilakukan dalam waktu tiga hari, pada 22 Januari. Jika tidak ada yang memenuhi ambang batas dukungan itu, kontes kepemimpinan akan jatuh ke tangan anggota Partai Buruh yang lebih luas.
Ancaman Kekerasan
Selama setahun terakhir, Ardern menghadapi peningkatan ancaman kekerasan yang signifikan, terutama dari kelompok teori konspirasi dan anti-vaksin yang marah dengan mandat vaksin negara dan penguncian Covid-19.
Dia berkata, bagaimanapun, bahwa peningkatan risiko yang terkait dengan pekerjaan itu tidak menjadi alasan keputusannya untuk mundur.
“Saya tidak ingin meninggalkan kesan bahwa kesulitan yang Anda hadapi dalam politik adalah alasan orang keluar. Ya, itu memang berdampak. Bagaimanapun juga kita adalah manusia, tapi itu bukan dasar keputusan saya,” katanya.
Ardern mengatakan dia tidak punya rencana masa depan, selain menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
Dia berterima kasih kepada pasangannya, Clarke Gayford, dan putrinya Neve, yang dia lahirkan saat menjabat, dan menyebutnya sebagai "orang yang telah berkorban paling banyak dari kita semua".
"Kepada Neve: ibu sangat menantikan kehadiranmu saat kamu mulai sekolah tahun ini. Dan untuk Clarke – mari kita menikah.”
Pengumuman Ardern mundur dari posisi perdana menteri datang saat Selandia Baru memasuki tahun pemilihan yang diperjuangkan dengan ketat, dengan tanggal pemungutan suara diumumkan pada 14 Oktober.
Jajak pendapat selama beberapa bulan terakhir telah menempatkan Partai Buruh yang dipimpin Ardern sedikit di belakang oposisi nasional. Namun, dia mengatakan bahwa penurunannya dalam jajak pendapat tidak menjadi penyebab keputusannya untuk mundur.
"Saya pergi bukan karena kami tidak bisa memenangkan pemilihan, tetapi karena saya percaya kami bisa dan akan melakukannya, dan kami membutuhkan bahu baru untuk tantangan itu," tegasnya.