Bisnis.com, JAKARTA - Anggota parlemen dari Partai Buruh Selandia Baru, Chris Hipkins akan menggantikan Jacinda Ardern sebagai Perdana Menteri (PM) Selandia Baru.
Jacinda Ardern mengumumkan pengunduran dirinya sebagai PM Selandia Baru pada Kamis, (19/1/2023) dan menjadi kabar yang cukup mengejutkan. Dia menyatakan tidak memiliki cukup kemampuan untuk memimpin Selandia Baru di dalam pemerintahannya saat ini.
Sementara itu, Hipkins pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 2008 dan diangkat menjadi Menteri Penanggulangan Covid-19 pada November 2020.
Hipkins (44) yang akan menjadi PM Selandia Baru itu sebelumnya adalah seorang menteri kepolisian, pendidikan dan pelayanan publik.
Meski begitu, tidak diketahui seberapa lama Hipkins akan menjabat, karena Selandia Baru mengadakan pemilihan umum (pemilu) pada bulan Oktober.
Hipkins yang akan menggantikan Ardern, masih perlu didukung secara resmi oleh Partai Buruh di DPR, sebelum dia bisa menjadi pemimpin.
Baca Juga
Apabila Hipkins menerima dukungan itu, maka Ardern akan secara resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada gubernur jenderal pada 7 Februari 2023, dan atas nama Raja Charles III menunjuk Hipkins sebagai PM Selandia Baru.
Sementara itu, popularitas Ardern jatuh ke posisi terendah sepanjang masa menurut jajak pendapat karena inflasi dan meningkatnya ketimpangan sosial.
Penunjukan Hipkins tersebut sekaligus menghilangkan kemungkinan Menteri Kehakiman Kiri Allan menjadi perdana menteri "Maori" pertama di Selandia Baru.
Sebelum pengunduran dirinya, Ardern menjadi kepala pemerintahan wanita termuda di dunia ketika dia menjabat pada tahun 2017.
Ardern mengatakan bahwa 5 setengah tahun terakhir telah menjadi yang paling memuaskan dalam hidupnya, seperti dilansir dari BBC, pada Sabtu (21/1/2023).
Akan tetapi, dia menambahkan bahwa memimpin negara selama krisis sangat sulit, dengan pandemi Covid-19, penembakan masjid Christchurch, dan letusan gunung berapi White Island yang terjadi selama masa jabatannya sebagai PM Selandia Baru.
Diketahui bahwa jika Partai Buruh kalah dalam pemilihan umum, Hipkins hanya akan menghabiskan 8 bulan sebagai pemimpin negara. Meski begitu, masa jabatan PM Selandia Baru terpendek adalah masa jabatan Harry Atkinson pada tahun 1884, yang hanya berlangsung 8 hari.