Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atas Nama HAM, Rusia Desak PBB Bantu Bebaskan Aktivis yang Ditahan Ukraina

Rusia mendesak PBB untuk bantu membebaskan aktivis HAM, Yelena Berezhnaya yang ditahan di Ukraina.
Presiden Rusia Vlamidir Putin/Dok. Kremlin
Presiden Rusia Vlamidir Putin/Dok. Kremlin

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan bantuan dalam upaya pembebasan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Yelena Berezhnaya yang ditahan di Ukraina.

Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan harapannya tersebut dalam sesi Dewan Keamanan PBB pada Selasa (17/1/2023) yang diprakarsai oleh Rusia untuk membahas masalah kemanusiaan di Ukraina.

"Aktivis HAM Ukraina Yelena Berezhnaya yang telah menghabiskan 8 tahun mempelajari dan mendokumentasikan perkembangan neo-Nazisme di Ukraina dan berpidato di Dewan Keamanan pada Maret tahun lalu, ditangkap oleh dinas khusus Ukraina dan masih ditahan atas tuduhan pengkhianatan negara yang tidak masuk akal," katanya.

Vasily Nebenzya menyatakan bahwa Rusia telah berulang kali menarik perhatian atas kasus penahanan Berezhnaya tersebut. Akan tetapi tak pernah mendapat respons yang berarti.

"Kami berulang kali menarik perhatian Sekretaris Jenderal dan Dewan Keamanan untuk kasus mengerikan ini," lanjutnya.

Lebih lanjut, dia menyerukan kepada para kepemimpinan PBB untuk turut membantu dalam membebaskan Berezhnaya.

"Kami menyerukan kepemimpinan PBB untuk turun tangan dan membantu membebaskannya," tambahnya.

Dalam sesi tersebut, Nebenzya juga menggarisbawahi jika di wilayah yang dikendalikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, represi politik massal, penahanan aktivis sipil dan pembela hak asasi sedang berjalan.

"Setiap ekspresi ketidaksetujuan dengan posisi resmi dimusnahkan," kata Nebenzya melanjutkan, seperti dilansir dari TASS, Rabu (18/1/2023).

Seperti diketahui, aktivis Yelena Berezhnaya menjadi populer pada tahun 2014, saat dia secara terbuka menentang kebijakan represif rezim Kyiv.

Dia menentang penganiayaan terhadap pendeta dan umat Gereja Ortodoks Ukraina, dan pemuliaan neo-Nazisme di Ukraina, lalu ditahan oleh otoritas Ukraina pada Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper