Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi memberikan pernyataan terkait pencapaian diplomasi Indonesia di tahun 2022 ditingkat kawasan dan dunia.
Retno menjelaskan bahwa situasi pandemi dan berbagai krisis lainnya tidak menyurutkan kontribusi Indonesia untuk dunia.
Adapun sepanjang tahun 2022 perhatian dunia terfokus dalam perang di Ukraina. Indonesia menyampaikan pentingnya penghormatan prinsip integritas wilayah dan kedaulatan negara lain.
"Secara konsisten Indonesia menyampaikan pentingnya penghormatan prinsip integritas wilayah dan kedaulatan negara lain," katanya.
Selain itu, Indonesia juga mengajak semua pihak negara di dunia untuk memulai pembicaraan damai terkait perang. "Secara konsisten Indonesia mengajak pihak terkait untuk memulai pembicaraan damai dan menghentikan perang," lanjutnya.
Lebih lanjut, terkait ekspor dari negara lain, Indonesia juga telah berupaya untuk tetap adanya integrasi dengan negara yang bersitegang. "Indonesia juga berupaya agar integrasi ekspor dari Ukraina, gandum serta pupuk dari Rusia dapat dilakukan," katanya.
Baca Juga
Retno menjelaskan bahwa dalam konteks inilah kunjungan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dilakukan di Kyiv, Ukraina dan Moskow, Rusia, pada bulan Juli lalu.
Selain itu, sebagai wujud kepedulian dalam kemanusiaan, Indonesia telah memberikan bantuan hibah tunai obat-obatan dan alat kesehatan, serta komitmen rekonstruksi rumah sakit di Ukraina.
Adapun untuk Afghanistan selain bantuan kemanusiaan, Indonesia juga terus aktif mendukung rakyat Afghanistan terutama kaum perempuan Afghanistan, antara lain melalui dialog trilateral Afghanistan-Indonesia-Qatar di Doha.
Lebih lanjut juga dilakukan penandatanganan kerja sama dengan Qatar terkait bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.
"Penandatanganan dengan Qatar untuk memperkuat bantuan kemanusiaan dan pengembangan di Afghanistan," katanya.
Retno menjelaskan bahwa pada Desember lalu, telah menyelenggarakan "Internasional Conference Woman Education" untuk mendukung pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.
Adapun bantuan untuk Palestina, juga terus Indonesia lakukan. Retno menegaskan bahwa bantuan Indonesia diberikan dalam bentuk hibah.
"Bantuan kemanusiaan diberikan dalam bentuk hibah sebesar Rp14,4 miliar untuk penanganan pandemi," lanjutnya.
Ia menjelaskan nominal milyaran rupiah yang telah dialokasikan untuk pengungsi di Palestina akibat perang. "Ada 7,2 miliar telah disalurkan, dan Rp3 miliar dialokasikan setiap tahun untuk pengungsi Palestina," tambahnya.
Selanjutnya, Retno menegaskan bahwa Indonesia juga selalu berupaya untuk hadir bersolidaritas dengan negara negara sahabat.
Solidaritas itu antara lain dengan bantuan kemanusiaan pada bencana banjir di Pakistan, dan krisis ekonomi di Sri Lanka, serta pandemi di beberapa negara pasifik.