Bisnis.com, SOLO - Jelang natal dan tahun baru, hubungan antara Rusia dan Ukraina belum juga mereda. Justru, ketegangan diprediksi semakin meningkat.
Hal tersebut lantaran Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, belum lama ini mendatangi Joe Biden di Gedung Putih untuk meminta bantuan.
Laporan dari Al Jazeera menyebut jika Zelensky meminta bantuan berupa tambahan senjata kepada Amerika Serikat dan sekutu mereka.
Dan benar saja, Joe Biden telah mengesahkan sebuah perintah jika AS akan mengirim sistem rudal Patriot ke Ukraina dalam waktu dekat.
Sementara itu, Vladimir Putin menanggapi kunjungan Zelensky ke Gedung Putih tersebut dengan santai.
Justru yang bikin dunia terkejut adalah tawaran Putin untuk lekas berdamai dengan Ukraina dan mengakhiri perang.
"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, tetapi sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini. Kami akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik," kata Putin.
Akan tetapi tawaran Putin itu tampaknya dipandang skeptis oleh Ukraina dan sekutunya.
Mereka mengira, Putin menawarkan demikian karena Rusia sudah kalah dalam pertempuran. Padahal jika Ukraina mau duduk bersama dan bernegosiasi, perdamaian bisa menjadi hadiah natal buat mereka dan tentu saja, dunia internasional pada umumnya.
Hadiah natal Vladimir Putin untuk Ukraina versi Zelensky
Alih-alih menyambut tawaran damai Putin dengan gembira. Zelensky justru memeringatkan jika Rusia kemungkinan memberikan 'hadiah' ke Ukraina dalam wujud serangan lanjutan.
Dalam pidato malamnya pada hari Jumat setelah kembali dari perjalanan ke AS, presiden Ukraina mengatakan jika natal bisa menjadi momen munculnya kembali serangan Rusia.
"Dengan semakin dekatnya musim liburan, teroris Rusia dapat kembali meningkatkan aktivitas mereka," katanya.
“Mereka tidak menghargai nilai-nilai Kristen atau nilai apa pun dalam hal ini," ia menambahkan.