Bisnis.com, SOLO - Kabar mengejutkan datang dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pada Kamis, 22 Desember 2022 waktu setempat, Putin mengatakan ingin menghentikan perang dengan Ukraina.
"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, tetapi sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini,” kata Putin.
“Kami akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik."
Meski demikian, keinginan Putin ini tampaknya akan dipandang skeptis oleh Ukraina, AS, dan sekutu mereka.
Ini bukan kali pertama Vladimir Putin berencana mengakhiri perang dengan Ukraina yang sudah terjadi 10 bulan belakangan.
Rusia terus-menerus mengatakan terbuka untuk negosiasi, tetapi Ukraina dan sekutunya mencurigai taktik untuk mengulur waktu setelah serangkaian kekalahan Rusia.
Ukraina dan sekutunya yakin jika negosiasi yang ditawarkan Rusia hanya dalih karena mereka sudah berada dalam jurang kekalahan.
“Saya telah mengatakan berkali-kali: intensifikasi permusuhan menyebabkan kerugian yang tidak dapat dibenarkan,” kata Putin kepada wartawan.
Menguak Motif Vladimir Putin
Jika melihat dari pernyataan Presiden Rusia tersebut, Vladimir Putin sebenarnya merasa kasihan dengan Ukraina dan beberapa negara Eropa yang tidak ada hubungannya dengan koflik yang terjadi.
Sebab peperangan yang melibatkan Rusia dan Ukraina sejak 10 bulan terakhir membuat Eropa diguncang krisis energi.
Putin dengan tegas mengatakan jika batasan harga yang dikenakan pada minyak Rusia oleh negara-negara tidak berimbas apapun kepada Rusia, justru hanya akan jadi bomerang untuk Eropa.
Orang No.1 Kremlin itu juga menjelaskan jika rencana Ukraina meminta Patriot Air Defense kepada AS, tidak ada gunanya.
Vladimir Putin menegaskan bahwa sistem rudal itu sudah cukup tua dan tidak berfungsi seperti sistem S-300 Rusia.