Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis: Ukraina Dapat Dorong Rusia Kembali ke Kondisi sebelum Perang

Para analis mengungkap bahwa Ukraina dapat segera mendorong Rusia kembali ke kondisi sebelum perang.
Petugas forensik menggali kuburan massal tak dikenal di kota Izyum, Ukraina  Timur/The Moscow Times
Petugas forensik menggali kuburan massal tak dikenal di kota Izyum, Ukraina Timur/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Para analis mengungkap bahwa Ukraina dapat segera mendorong Rusia kembali pada kondisi sebelum perang, hanya jika mitra Barat terus memberikan bantuan ke Kyiv.

Wakil Direktur Pusat Eurasia Dewan Atlantik, Melinda Haring mengatakan pada Senin (19/12/2022) bahwa bantuan Barat untuk Kyiv, termasuk bantuan militer, keuangan dan kemanusiaan yang berkelanjutan serta peralatan listrik untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan bahwa konflik tidak akan berakhir, kecuali Rusia menarik diri dari Ukraina dari semua wilayah yang didudukinya.

Haring menyatakan bahwa tekad untuk merebut kembali seluruh Ukraina termasuk Krimea yang direbut Moskow pada tahun 2014, sangat bisa dilakukan. Sementara itu, pada Senin (19/12/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan pertamanya ke Belarusia, Minsk, setelah 3 tahun.

Pada pertemuan tersebut, Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menegaskan kembali hubungan dekat kedua negara itu. 

“Ini menggarisbawahi bahwa Putin tidak memiliki banyak teman," katanya, seperti dilansir dari CNA, Selasa (20/12/2022).

Menurut Haring, pertemuan kedua pemimpin itu di Belarusia ialah merupakan sebuah pertanda masalah besar. Pertemuan itu memicu kekhawatiran Ukraina, bahwa Rusia akan menekan sekutunya untuk membuka jalan untuk invasi baru.

Diketahui, bahwa pada bulan Februari 2022, pasukan Rusia menggunakan Belarusia sebagai landasan peluncuran untuk serangan di Ibu Kota Ukraina, Kyiv. 

Haring mengatakan bahwa Belarusia dapat memberi Rusia akses menuju ke perbatasan utara Ukraina.

“Jika Rusia memang merencanakan serangan pada bulan Januari atau musim semi, (Putin) membutuhkan kerja sama Lukashenko. Dia juga ingin beberapa pasukan, pasukan Belarusia, bertempur di sisinya," katanya.

Sejauh ini, Lukashenko menolak dan berulang kali mengatakan negaranya tidak akan terseret ke dalam konflik Ukraina dan Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper