Bisnis.com, JAKARTA - Pakar geologi Nor Shahidah Mohd Nazer menilai bahwa bencana tanah longsor yang terjadi di sekitar Dataran Tinggi Genting, Malaysia merupakan efek yang disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi pada beberapa waktu ke belakang.
Shahidah mengatakan, hujan lebat yang mengguyur Malaysia terjadi karena negara tersebut tengah mengalami musim monsun.
“Longsor seperti itu disebut aliran bumi. Earthflow adalah jenis longsoran yang datang dengan banyak air dan komposisi longsoran atau lereng itu sendiri,” ujar Shahidah dikutip dari CNA, Jumat (16/12/2022).
Dikatakan, jenis longsoran ini terdiri dari material berbutir halus yang memiliki fungsi penyerapan yang tinggi.
Sifat tersebut yang kemudian membuat lereng menjadi jenuh dan akan menginduksi pembentukan permukaan gelincir di dalam tanah.
Shahidah menyarankan agar Pemerintah Malaysia dapat berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan berbagai bangunan yang berada di daerah tersebut.
Baca Juga
Pemerintah diharapkan dapat membangun bangunan yang memiliki struktur yang kuat serta cukup kaku untuk menopang pergerakan lereng yang masif.
Di sisi lain, diketahui bahwa titik longsor yang berada di lokasi perkemahan ternyata merupakan tempat perkemahan ilegal.
Untuk itu, Shahidah mengatakan bahwa pemerintah Malaysia perlu meningkatkan penegakan hukum terhadap pembangunan tempat perkemahan ilegal.
“Kita perlu memiliki aturan ketat untuk mengekang tren oportunis mencoba menghasilkan uang dari alam. Kita juga perlu memiliki sistem pemantauan yang mampu memberikan kita peringatan akan bahaya,” ujar Shahidah.
Dia juga mengimbau masyarakat Malaysia untuk terus waspada atas potensi tanah longsor yang dapat terjadi selama musim hujan masih berlangsung di negara tersebut.
21 Orang Tewas
Selain meningkatkan kewaspadaan, sambungnya, masyarakat juga disarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu sejarah suatu daerah sebelum memutuskan untuk pergi ke daerah tersebut.
Tanah longsor yang terjadi di sekitar Dataran Tinggi Genting tersebut setidaknya telah menewaskan 21 orang.
Kementerian Pembangunan Pemerintah Daerah Malaysia menuturkan, 61 orang telah ditemukan sedangkan 94 orang lainnya hingga saat ini masih terjebak di dalam tanah longsor yang terjadi di Perkemahan Pertanian Organik Ayah itu.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Bulan Sabit Merah Hakim Hamzah menerangkan, proses pencarian yang tengah dilakukan aat ini harus mengalami beberapa tantangan, salah satunya adalah waktu kejadian yang terjadi pada dini hari.
Hal ini menyebabkan tim pencarian kesulitan untuk menemukan area mana yang harus terlebih dahulu mereka geledah.
“Kami sekarang secara aktif mencari di area pencarian dan mengidentifikasi siapa di antara mereka yang selamat dari tanah longsor dan memberikan bantuan yang diperlukan,” ujar Hakim.