Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Kurang, Anwar Ibrahim Pertimbangkan Intervensi di Tingkat Konsumen

Anwar Ibrahim mengatakan tengah mempertimbangkan intervensi di tingkat konsumen untuk mengatasi kekurangan pasokan barang di Malaysia.
Perdama Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan susunan kabinet pada Jumat (2/12/2022) malam. JIBI/Bisnis- nancy Junita @anwaribrahim
Perdama Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan susunan kabinet pada Jumat (2/12/2022) malam. JIBI/Bisnis- nancy Junita @anwaribrahim

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan tengah mempertimbangkan intervensi di tingkat konsumen untuk mengatasi kekurangan pasokan barang di dalam negeri.

Melansir laman Channel News Asia, Selasa (12/12/2021), Anwar mengatakan bahwa beberapa inisiatif yang diusulkan untuk menangani masalah tersebut diajukan selama pertemuan National Action Council on Cost of Living (NACCOL) yang diketuai olehnya.

“Saat masalah pasokan ini menjadi fokus utama pemerintah karena kekurangan pasokan akan berdampak negatif. Oleh karena itu, pemerintah akan mempertimbangkan untuk mengkaji metode intervensi pemerintah di tingkat konsumen,” kata Anwar.

Dia tidak memerinci barang-barang yang pasokannya sedikit. Pria yang juga Menteri Keuangan itu mengatakan bahwa inisiatif yang diusulkan akan disampaikan kepada kabinet pada Rabu (14/12/2022) dan kabinet diharapkan untuk membuat keputusan kemudian.

Terkait isu pasokan barang, Anwar menekankan kepentingan pemerintah untuk mengembangkan dan mendukung sektor peternakan.

“Pemerintah bermaksud untuk meringankan kemampuan industri ini untuk mengekspor produknya serta memastikan bahwa sektor peternakan menghasilkan produksi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini termasuk mengamankan bantuan yang lebih besar dan terarah, terutama kepada pengusaha lokal,” paparnya.

Mengenai subsidi untuk rakyat, Anwar mengatakan bahwa fokus dewan adalah bagaimana menyalurkan subsidi dengan lebih baik untuk membantu B40 berpenghasilan rendah (penghasilan 40 persen terbawah) dan M40 (penghasilan 40 persen menengah).

“Malaysia harus mendistribusikan kembali subsidi massal yang telah dinikmati oleh orang kaya dan konglomerat yang dimaksudkan untuk mendukung kelompok B40 dan M40 serta pedagang kecil yang sangat terpengaruh dan lebih membutuhkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper