Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengungkap pihaknya membutuhkan bantuan cepat sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15,6 triliun untuk memulihkan jaringan listrik dan sistem pemanas terpusat yang rusak akibat serangan udara Rusia.
Shmyhal mengatakan, serangan udara Rusia selama beberapa pekan terakhir telah merusak setengah dari fasilitas infrastruktur utama di Ukraina.
Menurut dia, proses perbaikan terhadap jaringan listrik dan sistem pemanas milik Ukraina harus dilakukan melalui tiga tahap. Perkiraan biaya bantuan untuk sektor listrik setidaknya membutuhkan US$500 juta dan lebih dari US$500 juta untuk perbaikan sektor pemanas terpusat.
"Tetapi prioritas utama sekarang adalah tahap bertahan hidup dengan cepat memulihkan infrastruktur penting dan sektor energi untuk melewati musim dingin," ujar Shmyhal dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/12/2022).
Dalam pidatonya kepada OECD, Shmyhal mengutip tokoh Bank Dunia yang mengatakan Ukraina membutuhkan US$349 miliar untuk melanjutkan pekerjaan restorasi pada Juni lalu.
Untuk diketahui, sejak Oktober 2022, Rusia telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke fasilitas energi Ukraina.
Baca Juga
Oleh karena itu, pakar energi telah bekerja untuk memulihkan jaringan di Kota Laut Hitam Odesa setelah pemogokan akhir pekan di dua fasilitas menyebabkan 1,5 juta pelanggan tanpa listrik dan membuat pelabuhannya tidak berfungsi untuk sementara.