Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dampak Serangan Udara Rusia, Ukraina Butuh Bantuan Rp15,6 Triliun

Ukraina membutuhkan bantuan sekitar Rp15,6 triliun untuk memulihkan jaringan listrik dan sistem pemanas yang rusak diserang Rusia.
Szalma Fatimarahma
Szalma Fatimarahma - Bisnis.com 13 Desember 2022  |  20:13 WIB
Dampak Serangan Udara Rusia, Ukraina Butuh Bantuan Rp15,6 Triliun
Ilustrasi - Serangan Rusia telah merusak hampir setengah dari sistem energi Ukraina, dan jutaan orang tanpa listrik pada musim dingin. - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengungkap pihaknya membutuhkan bantuan cepat sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15,6 triliun untuk memulihkan jaringan listrik dan sistem pemanas terpusat yang rusak akibat serangan udara Rusia.

Shmyhal mengatakan, serangan udara Rusia selama beberapa pekan terakhir telah merusak setengah dari fasilitas infrastruktur utama di Ukraina.

Menurut dia, proses perbaikan terhadap jaringan listrik dan sistem pemanas milik Ukraina harus dilakukan melalui tiga tahap. Perkiraan biaya bantuan untuk sektor listrik setidaknya membutuhkan US$500 juta dan lebih dari US$500 juta untuk perbaikan sektor pemanas terpusat.

"Tetapi prioritas utama sekarang adalah tahap bertahan hidup dengan cepat memulihkan infrastruktur penting dan sektor energi untuk melewati musim dingin," ujar Shmyhal dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/12/2022).

Dalam pidatonya kepada OECD, Shmyhal mengutip tokoh Bank Dunia yang mengatakan Ukraina membutuhkan US$349 miliar untuk melanjutkan pekerjaan restorasi pada Juni lalu.

Untuk diketahui, sejak Oktober 2022, Rusia telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke fasilitas energi Ukraina.

Oleh karena itu, pakar energi telah bekerja untuk memulihkan jaringan di Kota Laut Hitam Odesa setelah pemogokan akhir pekan di dua fasilitas menyebabkan 1,5 juta pelanggan tanpa listrik dan membuat pelabuhannya tidak berfungsi untuk sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Perang Rusia Ukraina Ukraina jaringan listrik oecd
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top