Bisnis.com, JAKARTA - Raja Malaysia belum mengeluarkan keputusan untuk menentukan perdana menteri Malaysia usai bertemu dengan pemimpin Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN).
Hasil Pemilu ke-15 menyatakan PH maupun PN tidak mampu memenuhi standar jumlah suara yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Adapun Ketua PH, Anwar Ibrahim dan Ketua PN, Muhyiddin Yassin dipanggil ke istana pada Selasa (22/11/2022).
Sebanyak 30 politisi Barisan Nasional (BN) yang memenangkan pemilihan juga dipanggil ke istana, pada Rabu (23/11/2022) pagi untuk bertemu dengan raja.
Pertemuan itu diagendakan usai hasil Pemilihan Umum ke-15 (GE15) belum jelas menunjukkan koalisi yang menang.
“Kami telah dipanggil oleh raja. Yang Mulia telah menyatakan keinginannya untuk membentuk pemerintahan yang mencakup ras, agama, dan wilayah," kata Anwar.
Lebih lanjut, Anwar mengatakan akan melakukan yang terbaik dan menerima saran, serta menunggu keputusan akhir.
Baca Juga
“Ini memungkinkan pemerintah untuk fokus pada penyelesaian masalah Rakyat (rakyat) dan untuk menyadarkan ekonomi kita. Dan saya, tentu saja, mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia, dan mengatakan kami akan melakukan yang terbaik, mencerna saran dan menunggu keputusan akhir, yang tentu saja merupakan kebijaksanaan Yang di-Pertuan Agong," lanjutnya.
Saat ditanyai terkait pemberian waktu dari istana untuk membangun mayoritas di parlemen, Anwar menyatakan telah menyerahkan daftar anggota parlemen.
“Kami telah menyerahkan (daftar anggota parlemen). Kami dapat, tentu saja, terbuka untuk meningkatkan proses mengingat waktu, saya pikir kami akan mengamankan mayoritas sederhana seperti yang telah saya tunjukkan sebelumnya," kata Anwar.
Sementara itu, Muhyiddin dalam konferensi pers yang terpisah mengatakan bahwa raja telah meminta PN dan PH untuk bekerja sama membentuk pemerintahan. Namun, Muhyiddin menyatakan PN menolak usulan tersebut.
“Kami sudah membahas ini sebelumnya. Kami tidak akan bekerja sama dengan PH,” kata Muhyiddin, seperti dilansir dari CNA, Rabu (23/11/2022).
Diketahui, PH memenangkan 81 kursi sementara PN menguasai 73, menempatkan keduanya dalam posisi untuk membentuk pemerintahan berikutnya di majelis dengan 222 kursi.
Sebuah koalisi perlu didukung oleh setidaknya 112 anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Adapun Barisan Nasional (BN) yang berada jauh di urutan ketiga berhasil merebut 30 kursi. Gabungan Partai Sarawak (GPS) meraih 23 kursi, sedangkan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) meraih 6 kursi.