Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik SPAB, Program Kemendikbudristek Didik Pelajar Tangguh Bencana

Seknas SPAB Jamjam Muzaki menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada mata pelajaran khusus terkait kebencanaan di sekolah, tetapi edukasi dilakukan melalui SPAB
Menilik SPAB, Program Kemendikbudristek Didik Pelajar Tangguh Bencana. Sejumlah murid mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Menilik SPAB, Program Kemendikbudristek Didik Pelajar Tangguh Bencana. Sejumlah murid mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Kerangka kerja penerapan program SPAB

Berikut ini adalah Kerangka kerja penerapan program SPAB yang diselenggarakan Kemendikbudristek:

1. Prabencana

Menerapkan tiga pilar SPAB:

  • Menyediakan fasilitas (Sarana Prasarana) pembelajaran yang aman bencana
  • Meningkatkan kemampuan manajemen bencana di satuan pendidikan
  • Melaksanakan pendidikan pencegahan dan penguasaan risiko bencana

2. Penanganan Situasi Darurat

  • Mengaktifkan pos pendidikan/klaster pendidikan di tempat bencana
  • Mengkaji dampak dan kebutuhan
  • Menyusun rencana respon pendidikan dalam situasi darurat
  • Menetapkan Kebijakan Pendidikan dalam Situasi Darurat
  • Memfasilitasi penyelenggaraan sekolah darurat
  • Memberikan Layanan dukungan psikososial
  • Memastikan tingkat keamanan dan keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan

3. Pemulihan Pascabencana

  • Memfungsikan kembali seluruh sarana dan prasarana pembelajaran (rehabilitasi dan rekonstruksi)
  • Memulihkan proses pembelajaran
  • Mengejar ketertinggalan capaian hasil belajar peserta didik
  • Memberikan dukungan psikososial dan/atau pemulihan trauma

Catatan Kemdikbud terdapat lebih dari 500.000 sekolah yang terpapar lebih dari satu ancaman bencana dan lebih dari 60 juta peserta didik yang terdampak bencana.

Perinciannya 130.000 (68 persen) sekolah berisiko gempa bumi, lebih dari 98.000 (51 persen) sekolah berisiko banjir, dan 22.000 (11 persen) berisiko tanah longsor. Kemudian yang berisiko terdampak tsunami yakni mencapai 7.500 atau 4 persen.

Sementara itu, 2.500 (1,5 persen) sekolah berisiko terkena letusan gunung api dan sekitar 7.000 (4 persen) sekolah berisiko terkena banjir bandang.

Kemdikbud juga mencatat 15.358 satuan pendidikan yang rusak terdampak bencana selama 15 tahun terakhir. Tercatat 49.997 satuan pendidikan terdampak bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Meskipun tidak merusak sarana dan prasarana, tetapi mengganggu aktivitas pembelajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper