Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menyatakan pihaknya akan menjemput bola ihwal adanya dugaan mafia tambang.
Isu soal dugaan mafia tambang mencuaat yang menyeret Kabareskrim, mencuat saat video pengakuan mantan polisi Ismail Bolong viral di media sosial. Tudingannya itu menyeret nama Kabareskrim Agus Andrianto dan pengusaha Tan Paulin. Hanya saja, Ismail langsung mengklarifikasi video tersebut.
Isu ini bahkan sempat menjadi atensi Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD. Dia bahkan hendak mengajak KPK untuk membongkar mafia tambang.
“Sebagai lembaga khusus anti korup, KPK wajib sensitif terhadap adanya issue-issue korupsi. Tidak bekerja seperti penjaga gawang, nunggu bola datang,” kata Nawawi Pomolango kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
Menurut Nawawi, bukan berarti KPK bergerak hanyaa, saat ada laporan masyarakat. Dia mengaku tidak ingin membebankan masyarakat yang mengadu untuk membawa dokumen lengkap terkait laporannya.
“Tidak berarti KPK ini nanti bergerak jika ada laporan. Terlebih harus membebani masyarakat pelapor dengan data-data yang lengkap,” katanya.
Sebelumnya, viral video pengakuan mantan Polisi bernama Ismail Bolong ihwal uang setoran untuk membekingi tambang ilegal di Kalimantan Timur. Dalam video itu, dia menyeret nama Kabareskrim Agus Andrianto dan pengusaha Tan Paulin.
Namun, video itu cepat-cepat dia klarifikasi. Ismail pun meminta maaf atas unggahan pernyataannya di video itu.
Video Ismail ini menyita perhatian publik. Menkopolhukam Mahfud MD bahkan menyebut akan menggandeng KPK untuk mengusut mafia tambang. Mahfud juga menyinggung soal perang bintang terkait video tersebut.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri menyatakan lembaga antirasuah menyambut baik ajakan dari Mahfud MD.
"Menanggapi pernyataan Menkopolhukam Bapak Mahfud MD, terkait rencananya menggandeng KPK dalam mengungkap perkara mafia tambang di Indonesia, kami tentu menyambutnya dengan baik," kata Ali kepada wartawan, Senin (7/11/2022).