Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konselir Jerman Olaf Scholz Minta China Desak Rusia Hentikan Perang di Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.
Presiden China Xi Jinping menyambut kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Beijing, China (4/11/2022)./Antara
Presiden China Xi Jinping menyambut kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Beijing, China (4/11/2022)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

Scholz melakukan kunjungan singkat ke negeri Tirai Bambu tersebut dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing.

“Saya memberi tahu Presiden bahwa penting bagi China untuk menggunakan pengaruhnya di Rusia. Dan Rusia harus segera menghentikan serangan yang diderita penduduk sipil setiap hari dan menarik diri dari Ukraina,” kata Scholz.

Melansir laman BBC, Sabtu (5/11/2022), Scholz mengatakan komunitas global harus mendukung upaya untuk mengakhiri krisis secara damai dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir.

Kunjungan Scholz ke China berlangsung singkat, hanya 11 jam, dan kontroversial.

Dia merupakan pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Beijing sejak pandemi global dan yang pertama bertemu Presiden Xi sejak dia mempererat cengkeramannya pada kekuasaan di Kongres Nasional Partai Komunis bulan lalu.

Pertemuan tersebut disebut membuat pemerintahan Scholz khawatir, di mana kehadirannya akan meningkatkan reputasi domestik Xi yang semakin otoriter.

Namun kanselir Jerman, seperti pendahulunya Angela Merkel, berpendapat bahwa masalah global hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama dengan China.

Pertemuan tatap muka, katanya, memfasilitasi diskusi, bahkan tentang isu-isu yang sangat tidak disetujui oleh kedua negara.

Ada pengakuan bersama bahwa pada masa-masa sulit, Presiden Xi menyatakan keinginannya untuk bekerja sama.

Keduanya sepakat untuk terus berbicara tentang perang di Ukraina, ketahanan pangan dan energi global, perubahan iklim dan pandemi global.

Scholz mengulangi posisi Jerman di Taiwan. Setiap perubahan status quo harus damai dan dengan kesepakatan bersama, serta mengedepankan hak asasi manusia.

Mereka harus dilindungi, terutama yang berkaitan dengan minoritas di Xinjiang.

 Scholz menjanjikan kebijakan luar negeri yang mengedepankan nilai-nilai dan perubahan dalam pendekatan Jerman terhadap China.

“Jika China berubah maka pendekatan kami terhadap China harus berubah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper