Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina, Punya Reputasi Kejam

Sergei Surovikin pernah memimpin pasukan Rusia yang melakukan intervensi di Suriah mulai tahun 2015.
Gen. Sergei Surovikin pada 2017/New York Times.
Gen. Sergei Surovikin pada 2017/New York Times.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (8/10/2022) waktu setempat menunjuk seorang jenderal dengan reputasi kejam dan pengalaman bertempur dalam perang panjang yang kompleks untuk memimpin pasukannya di Ukraina.

Jenderal Sergei Surovikin, 55, yang sudah menjadi komandan Distrik Militer Selatan dan pasukannya telah menghadapi serangan balasan Ukraina yang sengit, akan memimpin apa yang masih disebut Rusia sebagai operasi militer khusus.

Mengutip New York Times, Minggu (9/10/2022), meskipun sang jenderal memiliki spesialisasi dalam infanteri untuk sebagian besar karirnya, ia juga telah memimpin angkatan udara Rusia.

Sergei Surovikin pernah memimpin pasukan Rusia yang melakukan intervensi di Suriah mulai tahun 2015, dan komandan Amerika terkadang berkonsultasi langsung dengannya di sana untuk menghindari bentrokan.

Di Ukraina, pasukan Rusia secara khusus diganggu oleh ketidakmampuan untuk mengoordinasikan infanteri, artileri dan angkatan udara, karena Ukraina telah melakukan serangan militer dalam beberapa pekan terakhir.

"Surovikin tahu bagaimana bertarung dengan pesawat pengebom dan rudal, itulah yang dia lakukan," kata Jenderal Kyrylo O. Budanov, kepala dinas intelijen militer Ukraina, pada bulan Juni lalu.

Dia telah lama memiliki reputasi korupsi dan kebrutalan, kata para analis militer.

"Dia dikenal sebagai komandan yang cukup kejam dengan bawahan dan dikenal karena temperamennya," kata Michael Kofman, direktur studi Rusia di C.N.A., sebuah lembaga penelitian pertahanan yang berbasis di Virginia.

Kofman menjelaskan secara praktis Jenderal Surovikin diyakini telah memimpin pasukan Rusia di Ukraina, bahkan jika dia belum secara resmi ditunjuk untuk posisi tersebut

Saat ini tidak jelas apakah perubahan yang diumumkan dalam siaran pers resmi, akan membuat banyak perbedaan di lapangan. Pada bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia telah membuat pengumuman yang jarang terjadi tentang perombakan kepemimpinan tingkat tinggi setelah kekalahan memalukan pasukannya di timur laut Ukraina.

Distrik Militer Timur juga mendapatkan seorang komandan baru, Letnan Jenderal Rustam Muradov, yang sebelumnya memimpin pasukan Rusia di wilayah Donbas yang diduduki Ukraina, menurut sebuah posting media sosial oleh seorang pejabat senior. Namun Kementerian Pertahanan belum mengkonfirmasi perubahan itu pada Sabtu kemarin.

Menurut para analis, sekalipun ada pergantian personel, akan sulit bagi satu perwira untuk membuat perbedaan mengingat masalah struktural yang mengganggu militer Rusia.

Adapun penunjukan Sergei Surovikin sebagai komandan perang dinilai merupakan sinyal untuk menenangkan beberapa sayap kanan yang dekat dengan Presiden Vladimir V. Putin yang telah secara terbuka mengkritik militer negara tersebut.

Sebelumnya Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner yang banyak dikerahkan di Suriah, membuat dukungan publik yang langka kepada sang jenderal dengan menyebutnya "legendaris."

“Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia,” kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan, dikutip oleh kantor berita Live 24.

Sebelum Ukraina, Jenderal Surovikin telah menjabat dalam berbagai peran, bahkan memiliki peluang untuk menjabat sebagai kepala staf umum berikutnya, yakni kepala seluruh angkatan bersenjata.

Dia berada di Chechnya pada awal 2000-an dan memimpin pasukan Rusia di Suriah, menurut biografinya di situs web Kementerian Pertahanan dan media pemerintah.

Human Rights Watch mengatakan pada tahun 2020 bahwa dia termasuk di antara para pemimpin militer yang mungkin memikul “tanggung jawab komando” atas pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.

Jenderal Surovikin menghabiskan setidaknya enam bulan penjara setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga pengunjuk rasa di Moskow selama kudeta yang gagal pada Agustus 1991, tetapi akhirnya dibebaskan tanpa pengadilan, menurut sebuah makalah dari Jamestown Foundation, sebuah wadah pemikir konservatif di Washington.

Pada 1995, ia juga menerima hukuman percobaan untuk perdagangan senjata ilegal, kata surat kabar itu, menambahkan bahwa hukuman itu kemudian dibatalkan.

“Di ketentaraan, Surovikin memiliki reputasi kekejaman total,” tambah surat kabar itu.

Dia dimasukkan dalam daftar sanksi Uni Eropa pada 23 Februari 2022, sehari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : New York Times
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper