Bisnis.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan mobilisasi parsial, Rabu (21/9/2022) pagi. Deklarasi ini dilakukan setelah setelah tujuh bulan perang Rusia vs Ukraina, yang memakan korban signifikan dari pasukan Moskow.
Dilansir dari themoscowtimes pada Jumat (23/9/2022), Putin membuat dunia gempar dengan mengatakan mobilisasi akan segera dimulai untuk membantu perjuangan Rusia melawan kolektif Barat di Ukraina.
Lantas, apa itu mobilisasi parsial?
Hukum Rusia mengizinkan mobilisasi jika terjadi agresi asing atau serangan terhadap Rusia, aturan ini membuat pemerintah memiliki waktu untuk mempersiapkan ekonomi Rusia dan Angkatan Bersenjata untuk perang. Secara khusus, itu berarti memanggil cadangan (komponen cadangan) militer Rusia.
Ini adalah pertama kalinya Rusia melakukan mobilisasi sejak invasi Nazi ke Uni Soviet pada 1941. Seperti diketahui, pemerintah Rusia selalu menggambarkan invasinya ke Ukraina sebagai “operasi militer khusus”, hingga saat ini Kremlin belum memperkenalkan tindakan apapun yang secara tradisional terkait dengan masa perang.
Namun, pengumuman yang sampaikan oleh Putin pada Rabu (21/9/2022) mengubah hal tersebut.
Apa itu komponen cadangan?
Di atas kertas, komponen cadangan (komcad) militer Rusia lebih dari 2 juta orang, termasuk mantan wajib militer (dinas militer wajib di Rusia), pensiunan perwira, dan mereka yang telah meninggalkan tugas aktif.
Diperkirakan 90 persen dari komcad ini belum menerima pelatihan apa pun setelah dinas awal mereka di Angkatan Bersenjata, yang dalam beberapa kasus mungkin sudah puluhan tahun yang lalu.
“Cadangan tidak akan siap tempur. Itu semua akan tergantung pada apa yang mereka lakukan dan sudah berapa lama sejak mereka melayani. Keterampilan ini berkurang seiring waktu jika Anda tidak melatihnya,” kata Dara Massicot, pakar tentara Rusia di think tank AS RAND Corporation.
Siapa yang akan dipanggil jadi komponen cadangan?
Menurut Putin, mobilisasi parsial akan terbatas pada pasukan cadangan dengan pengalaman militer yang relevan.
"Kita berbicara tentang mobilisasi parsial. Artinya, hanya warga negara yang saat ini berada di cadangan dan, di atas segalanya, mereka yang pernah bertugas di Angkatan Bersenjata, memiliki keterampilan militer dan pengalaman yang relevan. Hanya mereka yang akan dikenakan wajib militer," kata Putin seperti dikutip dari The Moscow Times, Jumat (23/9/2022).
Menteri Pertahanan Sergei Shoigumengatakan Rusia akan memanggil total 300.000 tentara cadangan. Ini adalah jumlah yang cukup besar, terutama jika dibandingkan dengan 190.000 tentara yang diperkirakan telah dikumpulkan Rusia untuk invasi ke Ukraina pada bulan Februari 2022.
Pengamat dengan cepat menyadari bahwa dekrit tentang mobilisasi yang ditandatangani oleh Putin beberapa hari lalu memberi Kementerian Pertahanan lebih banyak kelonggaran untuk wajib militer pria usia tempur daripada yang disarankan Putin dan Shoigu.
“Mobilisasi itu disebut parsial, tetapi tidak ada paramete, baik teritorial maupun kategoris yang ditunjukkan,” kata analis politik Rusia Yekaterina Schulmann di Telegram.
Pada kenyataannya, advokat hak asasi manusia Pavel Chikov mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia akan memutuskan orang mana, di mana, dan dalam jumlah berapa yang akan dikirim untuk berperang ke Ukraina.
Bagaimana hal ini akan berdampak ke perang Rusia vs Ukraina?
Memobilisasi cadangan adalah proses yang panjang dan banyak sumber daya, yang berarti tidak mungkin ada dampak langsung di medan perang, menurut para analis.
“Saya tidak melihat bagaimana Rusia dapat membuat unit cadangan baru yang dipanggil dengan peralatan yang berfungsi senilai batalion, itu adalah proses yang akan memakan waktu beberapa bulan,” Massicot mengatakan kepada The Moscow Times.
Bahkan ketika unit tersebut siap, Rusia kemungkinan hanya akan dapat mengerahkan mereka untuk melakukan tugas-tugas yang relatif sederhana seperti memegang posisi defensif.
Dan mereka tidak mungkin mengubah peluang tipis Rusia untuk merebut seluruh Donbas Ukraina timur – tujuan perang Kremlin – menurut Massicot.
“Dalam jangka pendek, Rusia dapat memobilisasi laki-laki untuk peran tipe infanteri, tetapi ini untuk keberlanjutan, bukan ofensif. Saya pikir untuk saat ini serangan tidak mungkin dilakukan," imbuhnya.