Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin berpesan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk bersiap menghadapi tantangan global megatren yang tengah melanda dunia.
Dia menjabarkan, tantangan megatren turut menentukan dinamika keamanan dan ketertiban sosial di berbagai negara, seperti perubahan iklim, kemajuan teknologi yang dahsyat, dan urbanisasi. Peristiwa-peristiwa global tersebut mesti dicermati dan disikapi secara sigap oleh Polri.
“Tren global yang akan turut membentuk masa depan bangsa perlu diantisipasi oleh jajaran Kepolisian,” ujarnya di Gedung The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2022).
Berpidato di acara bertajuk Penguatan Integritas Kepemimpinan Polri guna Mendukung Reformasi Budaya Organisasi dalam rangka Membangun Kepercayaan Masyarakat, Wapres memaparkan poin-poin yang perlu ditindaklanjuti Polri.
Pertama, Ma’ruf meminta agar Polri terus lanjutkan transformasi yang adaptif, kreatif, dan inovatif sejalan dengan lingkungan strategis global, nasional, dan daerah yang dinamis.
Kedua, Wapres mengharapkan peran jajaran Polri yang profesional dalam mendukung kegiatan investasi, perdagangan, pariwisata, jalur logistik, dan konektivitas, baik di tingkat nasional maupun daerah. Menurutnya, ini diperlukan terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan pemulihan ekonomi nasional.
“Ketiga, memperkuat pola pendekatan kultural, pendekatan literasi hukum, dan pendekatan teritorial, agar terbangun ikatan emosi persaudaraan dengan masyarakat," tuturnya.
Hal tersebut mengingat Indonesia adalah negara besar di mana setiap daerah memiliki karakter sosial budaya yang beragam dan konteks persoalan yang spesifik.
“Selain itu, jajaran Kepolisian perlu memperkuat agenda kebangsaan dalam semangat pluralisme. Nilai kesetiakawanan, keramahan, gotong royong, dan toleransi menjadi fondasi dalam menjalankan fungsi pengayom dan pelindung masyarakat,” katanya.
Keempat, Wapres menekankan, reformasi Polri juga perlu fokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas di aspek digital.
“Kapabilitas ini tidak hanya untuk mengantisipasi dan menangkal serangan atau kejahatan siber, namun juga untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik secara digital, khususnya dengan mengintegrasikan pelayanan publik oleh Kepolisian dalam mal pelayanan publik," katanya.
Kelima, Ma’ruf mendorong para lulusan Sespimti dan Sespimmen, sebagai para calon pemimpin Polri masa depan, agar dapat menjadi duta-duta pembaruan di tubuh Polri.
"Utamakan prinsip moralitas, kepatutan, dan profesionalitas dalam menjalankan fungsi pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat," pintanya.
Dengan cara ini, dia berpendapat, Polri akan mendapatkan legitimasi dari pihak yang dilayaninya untuk melaksanakan otoritas berdasarkan peraturan perundang-undangan.
"Selain itu, Polri juga akan semakin dekat dengan publik, sehingga masyarakat bukan hanya menjadi pengawas Polri, namun juga menjadi mitra Polri dalam menjaga keamanan," pungkasnya.
Sebagai informasi, program pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-31 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-62 diselenggarakan selama 7 bulan dengan jumlah peserta didik sebanyak 121 orang terdiri atas 76 anggota Polri, 43 prajurit TNI, 1 peserta didik Kejaksaan Agung, serta 1 peserta didik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun peserta didik Sespimmen sebanyak 225 orang terdiri atas 193 anggota Polri, 30 prajurit TNI, dan 2 peserta didik mancanegara (Malaysia dan Filipina).