Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Cacar Monyet, China Ingatkan Warga Tidak Kontak Kulit dengan Warga Asing

China melaporkan kasus infeksi cacar monyet pertama pada Jumat (16/9/2022) di Chongqing.
Ilustrasi tangan seseorang terinfeksi virus cacar monyet atau Monkeypox/BBC
Ilustrasi tangan seseorang terinfeksi virus cacar monyet atau Monkeypox/BBC

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri kesehatan China memperingatkan warganya untuk menghindari kontak kulit dengan orang asing demi mengurangi risiko tertular monkeypox atau cacar monyet.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (19/9/2022), China melaporkan kasus infeksi pertamanya pada Jumat (16/9/2022) di Chongqing, kotamadya di bagian barat daya negara itu.

“Pasien telah diisolasi dan risiko wabah rendah,” kata komisi kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Meskipun masyarakat telah diyakinkan, tetapi para pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) menyarankan langkah-langkah ekstrem untuk menghindari virus, yang telah menyebabkan serangan infeksi di seluruh dunia sejak wabah dilaporkan di Eropa pada Mei.

Kepala ahli epidemiologi di CCDC Wu Zunyou menyarankan kepada masyarakat di halaman Weibo resminya menerapkan gaya hidup sehat demi mencegah infeksi cacar monyet.

“Untuk mencegah kemungkinan infeksi cacar monyet dan sebagai bagian dari gaya hidup sehat kita, disarankan agar Anda tidak melakukan kontak kulit langsung dengan orang asing,” tulis Zunyou pada Sabtu (17/9/2022).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 52.000 orang di 102 negara telah didiagnosis menderita cacar monyet, kebanyakan pria, dan sedikitnya 18 orang telah meninggal.

Diketahui, cacar monyet umumnya menyebar melalui kontak dekat, seperti menyentuh benda yang terkontaminasi atau salah satu lesi kulit yang merupakan gejala penyakit. Meskipun belum ada bukti komponen rasial.

Pendekatan tanpa toleransi China terhadap Covid-19, termasuk pembatasan perjalanan internasional pun, mungkin membatasi paparan terhadap epidemi global yang sedang berkembang. Namun, gagasan bahwa orang asing dapat menyebarkannya telah menyinggung banyak pihak.

“Pengumuman itu membuat semua orang merasa marah,” kata seorang guru dari Inggris di provinsi Shandong yang disamarkan identitasnya.

Meskipun rasisme terjadi di mana-mana, sebagian besar negara tahu hal tersebut salah, berdasarkan opini guru itu. Namun di China, warga terus menyalahkan pendatang dan ini digambarkan sebagai rasisme yang disponsori negara.

Di sisi lain, Zunyou mengambil contoh penularan masa lalu dalam membenarkan pernyataannya, dengan mengatakan penyakit itu telah menyebar dari Eropa dan Amerika Utara hingga Pasifik Barat, termasuk Australia, Singapura, Jepang, dan Thailand. Kemudian Hong Kong dan China daratan melaporkan infeksi.

“Penyebaran AIDS juga seperti ini, dan penyebaran epidemi cacar monyet yang dilaporkan saat ini serupa,” tulis Zunyou.

Unggahan blog juga memperingatkan orang-orang yang kembali dari luar negeri untuk tidak melakukan kontak kulit lkangsung dalam waktu tiga pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper