Bisnis.com, JAKARTA - Rusia telah menghentikan aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa dengan alasan melakukan perbaikan, sehingga kian mengkhawatirkan warga di wilayah tersebut, karena tingginya kebutuhan pasokan energi pada musim dingin.
Penghentian aliran gas di jalur pipa Laut Baltik pada pukul 05.00 pagi kemarin akan berlangsung selama tiga hari, menurut pernyataan Gazprom, perusahaan energi negara Rusia seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (1/9/2022).
Perusahaan itu telah memperingatkan dua minggu lalu bahwa pemadaman akan terjadi, tetapi pemerintah Jerman menyatakan belum diberitahu secara resmi.
Pemerintah negara itu menerima informasi melalui media sosial setelah diposting di saluran Telegram Gazprom.
Dalam beberapa bulan terakhir, aliran gas telah berkurang hingga 40 persen dari tingkat yang diharapkan.
Pada bulan Juli, aliran dihentikan untuk pemeliharaan terjadwal dan dilanjutkan lagi setelah 10 hari, tetapi hanya 20 persen dari kapasitas.
Baca Juga
Moskow menyalahkan kegagalan Jerman untuk mengembalikan peralatan vital karena sanksi yang dikenakan pada Rusia.
Pemerintah Jerman menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai "pura-pura". Dikatakan, bahwa Nord Stream "beroperasi penuh" dan tidak ada masalah teknis.
Sejak menginvasi Ukraina, Rusia telah memutus pasokan gas ke Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia sepenuhnya, dan mengurangi aliran melalui jalur pipa lainnya.
Pada Rabu (31/8/2022) pagi, Rusia menuduh pemerintah Jerman melakukan segala cara untuk menghancurkan hubungan energinya dengan Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova mengatakan Jerman turut bersalah karena "berusaha untuk sepenuhnya memutuskan" ikatan energi antara kedua negara.
Jerman berpacu dengan waktu untuk mengamankan pasokan energinya setelah mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dari sekitar 55 persen pada Februari menjadi sekitar 26 persen saat ini. Caranya dengan mengurangi penggunaan dan mencari sumber impor alternatif.