Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Ekuador, Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat keempat di kota Guayaquil yang dilanda kekerasan setelah terjadi serangan bom mematikan yang menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 17 orang.
Menteri Dalam Negeri Ekuador, Patricio Carrillo menggambarkan ledakan hari Minggu sebagai "deklarasi perang terhadap negara" oleh kejahatan terorganisir di kota terbesar di negara itu dan telah diklasifikasikan sebagai tindakan teroris.
Pasukan keamanan akan dikerahkan selama sebulan dan diizinkan untuk melakukan inspeksi ke rumah-rumah.
Gambar dari tempat kejadian menunjukkan bagian depan rumah rusak parah dan mobil berlumuran darah dengan jendela pecah di lingkungan kelas pekerja Cristo de Consuelo. Delapan rumah dan dua mobil hancur dalam ledakan pagi itu, menurut pihak berwenang seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (16/8).
Serangan bom itu menandai eskalasi dramatis dalam taktik kekerasan yang digunakan oleh geng kriminal di kota terbesar di Ekuador tersebut. Kota itu mencatat peningkatan angka pembunuhan secara eksponensial saat geng-geng yang bersaing memperebutkan dominasi rute perdagangan kokain ke Eropa dan AS.
Terjepit di antara Kolombia dan Peru, produsen kokain terbesar di dunia, Ekuador telah mengalami tingkat kekerasan yang mengejutkan. Di antara kekerasan itu termasuk tubuh yang dipenggal digantung di jembatan penyeberangan dan enam pembantaian penjara brutal di mana hampir 400 narapidana tewas sejak Februari 2021.
Baca Juga
Sejak dekrit tersebut, 11 penggerebekan telah dilakukan di kota itu dan lima orang telah ditangkap, kata Carrillo kepada wartawan.
“Yang paling mengkhawatirkan kami … adalah kemampuan geng sekarang yang mampu membangun bahan peledak dengan kekuatan sendiri,” ujar Carrillo setelah ledakan terjadi. Dia merujuk pada bahan peledak yang digunakan dalam aksi tersebut.
Dia menambahkan pihaknya sedang menyelidiki bagaimana mereka mencapai kemampuan ini untuk melakukan tindakan barbar.
Insiden itu adalah yang paling mematikan sejauh ini dalam peningkatan dramatis serangan bom di negara itu dengan 145 kejadin sepanjang tahun ini dan setengahnya terjadi di Guayaquil, menurut laporan pemerintah.
“Geng kriminal telah menjadi pemerintahan di dalam pemerintahan di Ekuador,” tulis walikota Guayaquil, Cynthia Viteri dalam sebuah surat terbuka yang diposting di twitter kepada Lasso, yang menjabat sebagai presiden tahun lalu.