Bisnis.com, JAKARTA - Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Refly Harun membahas sosok Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto yang dinilai terkesan membela Ferdy Sambo.
Dia dinilai terkesan memihak Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J.
Dalam video YouTube Refly Harun, Benny Mamoto menceritakan adanya adu tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo antara Brigadir J dan Richard Eliezer alias Bharada E.
Dia menyebut, bahwa mereka adu tembak setelah Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Dia pun menjelaskan mengapa tembakan Bharada E mengenai Brigadir J, sementara Brigadir J tidak.
"Pertama perlu dijelaskan bahwa keadaan Brigadir J dalam keadaan panik tidak folus untuk membidik senjatanya. Karena kaget dan ketahuan, jadi arah tembaknya tidak menentu di samping itu juga terhalang tangga," kata Benny.
Baca Juga
Dia menjelaskan, bahwa Bharada E lebih fokus karena berada di atas dan dapat mengarahkan senjatanya ke Brigadir J, sehinggamemudahkan Bharada E membidik.
"Di samping itu Brigadir E [Bharada E] ini juga juara menembak di Brimob sehingga bidikannya tepat," katanya.
Refly Harun pun mengungkapkan tidak seharusnya Benny Mamoto mengatakan hal tersebut. Pasalnya, tupoksi Kompolnas bukan untuk menjadi juru bicara (jubir) kepolisian.
"Dia tidak menjadi juru bicara pihak kepolisian. Tetapi memastikan pihak kepolisian sudah bekerja baik maupun tidak. Dan tidak perlu terkesan menjadi juru bicara kepolisian seharusnya seperti itu yang saya pahami," kata Refly Harun.
Dia kemudian membeberkan tugas Kompolnas. Pertama, membantu Presiden dalam arah kebijakan Polri. Kedua, memberikan saran kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri
"Wewenangnya adalah mengumpulkan data sebagai bahan untuk saran kepada Presiden yang berkaitan dengan anggaran kepolisian," kata Refly Harun.
Kemudian, memberikan pertimbangan dan saran lain sebagai wujud Polri yang profesional dan mandiri. Terakhir, menerima saran masyarakat untuk kinerja kepolisian dan menyampaikannya kepada Presiden.
"Jadi Kampolnas adalah mata dan kakinya Presiden untuk mengawasi polisi dan bukan menjadi juru bicara polisi. Jadi salah kaprah Benny Mamoto," pungkas Refly Harun.