Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina, Rusia Tembakkan 60 Roket ke Wilayah PLTN Zaporizhzhia

Pasukan Rusia melakukan serangan roket ke sebuah kota di Ukraina yang dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di Eropa.
Foto yang diabadikan pada 29 November 2016 ini menunjukkan penutup pelindung baru pada reaktor nuklir Chernobyl No.4 yang hancur di PLTN Chernobyl, yang terletak 110 kilometer di utara Kiev, ibu kota Ukraina./Antara
Foto yang diabadikan pada 29 November 2016 ini menunjukkan penutup pelindung baru pada reaktor nuklir Chernobyl No.4 yang hancur di PLTN Chernobyl, yang terletak 110 kilometer di utara Kiev, ibu kota Ukraina./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Rusia melakukan serangan roket ke sebuah kota di Ukraina yang dekat dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, sehingga berpotensi menimbulkan kehancuran fatal sebagaimana dikhawatirkan PBB.

Kepala Urusan Nuklir PBB menyatakan bahwa pertempuran di sekitar lokasi PLTN di Nikopol itu dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan.

Gubernur Nikopol Dnipropetrovsk mengatakan Rusia menembakkan 60 roket ke wilayah itu yang berada di seberang Sungai Dnieper. Wilayah tempat PLTN Zaporizhzhia tersebut berada di bawah pengawasan Rusia sejak pasukan Moskow merebutnya di awal perang.

Sekitar 50 bangunan tempat tinggal dilaporkan rusak di kota berpenduduk 107.000 itu dan penduduk dibiarkan tanpa listrik, tulis warga bernama Valentyn Reznichenko di akun Telegram seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (5/8/2022).

Delapan Tewas

Sementara itu, sedikitnya delapan orang tewas dan empat lainnya terluka akibat penembakan artileri Rusia di Kota Toretsk, Ukraina timur, kata Gubernur Pavlo Kyrylenko.

Penembakan itu menghantam halte angkutan umum tempat orang-orang berkumpul. Tiga anak termasuk di antara yang terluka.

Andriy Yermak, Kepala Staf Presiden Ukraina, mengatakan serangan itu adalah "tindakan teroris lain" oleh Rusia dan mengulangi seruannya kepada negara-negara lain untuk menyatakan Rusia sebagai negara sponsor teror. Rusia sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dan telah menolak tuduhan kejahatan perang.

Dalam perkembangan lain, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia tidak boleh memenangkan perang di Ukraina.

“Adalah kepentingan kami bahwa jenis kebijakan agresif ini tidak akan berhasil,” kata Stoltenberg dalam pidatonya di negara asalnya, Norwegia.

Untuk mencegah Moskow, NATO dan negara-negara anggotanya akan terus mendukung Ukraina dengan senjata dan bantuan lain untuk waktu yang lama, tambah Stoltenberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper