Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim Washington terlibat langsung dalam perang karena memberi informasi intelijen yang menyebabkan kematian massal warga sipil di Ukraina.
Peran intelijen Amerika Serikat (AS) dalam perang di Ukraina telah dipelajari oleh Rusia dan Gedung Putih dituduh memasok informasi terkait sasaran serangan yang digunakan oleh Kyiv untuk meluncurkan rudal jarak jauh. Karena itu AS bertanggung jawab atas serangan roket oleh Kyiv di daerah berpenduduk di Donbas timur dan di daerah lain, menurut kementerian itu seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (3/8/2022).
"Semua ini tidak dapat disangkal sebagai bukti bahwa Washington, bertentangan dengan klaim Gedung Putih dan Pentagon, terlibat langsung dalam konflik di Ukraina," menurut pernyataan tersebut.
Pemerintahan Joe Biden sejauh ini telah memberikan lebih dari US$8 miliar (£6,55 miliar) dalam bentuk bantuan keamanan kepada Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari, termasuk tambahan US$550 juta yang diumumkan pada Senin (1/8/2022).
Namun, negara itu menyangkal terlibat dalam konflik atau berperang dengan Rusia.
Komentar Kremlin muncul setelah hasil wawancara yang diberikan kepada Telegraph pada Senin (1/8/2022), oleh Vadym Skibitsky, penjabat Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina.
Baca Juga
Skibitsky mengatakan sistem artileri jarak jauh Himars buatan AS sangat efektif dalam memusnahkan bahan bakar dan amunisi Rusia.
Dia mengakui citra satelit yang sangat baik dan informasi real-time telah membantu. Namun, membantah pejabat AS memberikan informasi penargetan langsung meski mengakui ada konsultasi antara pejabat intelijen AS dan Ukraina sebelum serangan.
Dengan demikian, Washington dapat memeriksa dan jika perlu memveto target yang dimaksudkan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti: “Tidak diperlukan konfirmasi lain tentang keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam perang di wilayah Ukraina.